JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -KPK memanggil Dirut PT Sandipala Arthaputra, Paulus Tannos dan anaknya, Direktur PT Sandipala Arthaputra, Catherine Tannos. Keduanya akan diperiksa terkait kasus e-KTP dengan tersangka keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo dan pengusaha Made Oka Masagung.
"Paulus Tannos dan Catherine Tannos diagendakan diperiksa sebagai saksi atas tersangka IHP (Irvanto Hendra Pambudi Cahyo) dan MOM (Made Oka Masagung)," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, yang dilansir detikcom, Rabu (6/6/2018).
Selain keduanya, KPK juga memanggil saksi dari klaster legislatif, pemerintah, dan swasta lain sebagai tersangka untuk Irvanto dan Made Oka. Dari legislatif yaitu Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Tamsil Linrung. Keduanya merupakan mantan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Dari pemerintah, KPK memanggil eks Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Wapres sekaligus eks Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP Iman Bastari; serta Auditor Madya BPKP Mahmud Toha Siregar.
KPK juga akan memeriksa eks Dirut PNRI, Isnu Edhi Wijaya. Selain itu, dari swasta lainnya ada Dirut PT PT Karsa Wirautama (Karatama)/Dirut PT Lintas Bumi Lestari/Komisaris Utama PT Plasindo Lestari, Winata Cahyadi; Direktur PT Data Aksara Matra (DAM), Aditya Riyadi Soeroso alias Aditya DAM; Dirut PT Trisakti Mustika Graphika, She Ming Mintardja Wiliusa.
Seorang saksi lagi yakni Lina Rawung juga diperiksa sebagai saksi untuk Irvanto.
PT Sandipala diketahui merupakan salah satu perusahaan pemenang proyek e-KTP yang tergabung dalam konsorsium PNRI. Anggota konsorsium terdiri Perum PNRI, PT Sucofindo, PT LEN Industri, PT Quadra Solution, dan PT Sandipala Arthaputra.
Pada 18 Mei 2017, Paulus Tannos pernah memberi kesaksian di persidangan e-KTP melalui telekonferensi karena sedang berada di Singapura. Tannos, juga disebut KPK sebagai orang yang memberi ruko dan tanah untuk mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi melalui adik Gamawan, Azmin Aulia.