Pesta Pacu Jalur Usai, Penambangan Emas Ilegal di Kuansing Muncul Lagi

Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:49:31 WIB
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Foto: Dok SM News

RIAUREVIEW.COM --Tiga hari setelah Festival Pacu Jalur yang meriah ditutup, suasana di sekitar Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mulai kembali seperti biasa. Namun di balik ketenangan itu, ada kekhawatiran yang mulai tumbuh.

Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) perlahan kembali muncul di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan.

Padahal, pasca operasi gabungan penertiban PETI oleh aparat, Sungai Kuantan sempat kembali jernih.

Air yang dulu keruh dan pekat kini mulai bening, bahkan dasar sungai yang dipenuhi kerikil dan ikan kecil tampak jelas terlihat.
Masyarakat menyambut perubahan itu dengan gembira.

Anak-anak kembali mandi di sungai, sementara sebagian warga memanfaatkan kejernihan air untuk berburu ikan secara tradisional, seperti menombak atau menjala.

"Sungai ini sudah seperti dulu lagi, bersih dan airnya segar. Kami mandi-mandi ramai-ramai. Sudah lama tidak seperti ini," ungkap Nelda, seorang warga yang tinggal di tepi sungai di Kecamatan Kuantan Mudik, Rabu (27/8/2025).

Namun, kebahagiaan itu kini terancam sirna. Sejumlah warga mulai melaporkan suara-suara mesin dompeng.

Asap dari mesin tambang pun kembali membumbung tinggi. Air sungai yang beberapa hari lalu jernih, mulai menunjukkan tanda-tanda kekeruhan kembali.

Aktivitas PETI itu terpantau di wilayah antara Pulau Binjai dengan Desa Koto Lubuk Binjai, Kecamatan Kuantan Mudik.

Kembalinya aktivitas PETI ini memunculkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan yang berulang.

Harapan warga agar Sungai Kuantan bisa tetap bersih dan menjadi sumber kehidupan kembali terguncang.

"Kami biasanya memanfaatkan sungai Kuantan untuk mandi dan mencuci di saat musim kemarau. Kami sempat senang sungai Kuantan Mulai bening, namun kini PETI kembali beroperasi," ujar Yahya, warga Kuantan Mudik lainnya.

Mereka berharap pemerintah dan aparat tak lengah pasca-festival dan tetap melakukan pengawasan serta penindakan agar kerusakan yang sama tak kembali terulang.

Sebab, Sungai Kuantan bukan hanya lintasan bagi perahu-perahu Pacu Jalur, tapi juga nadi kehidupan masyarakat sepanjang alirannya.

"Aparat hukum harus bertindak tegas, tidak hanya memusnahkan rakit PETI, melainkan menangkap pelakunya," ujar Yahya.

 

 

Sumber: SM News.com

Terkini