RIAUREVIEW.COM --Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) berhasil melakukan operasi, dengan diagnosa pasien yang cukup langka. Di mana pasien tersebut tidak memiliki rahim dan liang kemaluan.
Dokter spesialis obstetri & ginekologi subsp urogenokologi rekonstruksi & estetika RSUD Arifin Achmad dr Dafnil Akhir Putra, SpOG, Subsp. Orogin, RE mengatakan, pasien yang pihaknya tangani merupakan rujukan dari RSUD kabupaten Kampar. Awalnya pasien mengeluh tidak pernah menstruasi sama sekali hingga usia 21 tahun.
“Karena pasien ingin menikah dan ingin mengetahui memiliki penyakit apa, kemudian dari RSUD Kampar dirujuk ke RSUD Arifin Achmad,” katanya, Rabu.
Dari hasil pemeriksaan, demikian dr Dafnil, memang pasien tidak pernah menstruasi sama sekali. Namun dari pemeriksaan fisik diketahui bahwa pertumbuhan organ kewanitaan yang lain seperti pertumbuhan payudara normal, bulu ketiak normal, pinggul bagus artinya ada hormon estrogen pada pasien.
“Saat dilakukan pemeriksaan USG, tidak ditemukan adanya rahim. Tapi kedua sel telurnya normal. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan kemaluan, ternyata tidak ditemukan adanya liang vagina. Jadi penyakit ini kita diagnosa pasien ini tidak ada rahim, tidak ada liang vagina. Atau mengalami kelainan bawaan sejak lahir akibat tidak berkembangnya organ-organ reproduksi,” jelasnya.
Karena pasien tidak ada rahim dan vagina, hal tersebut membuat pasien tidak menstruasi sama sekali. Karena pasien akan menikah, kemudian disarankan untuk membuat liang vagina. Namun, pasien sudah diberi tahun bahwa tetap tidak akan bisa hamil karena tidak memiliki rahim.
“Pembuatan liang vagina ini hanya untuk fungsi seksual saja. Kalau ingin memiliki anak, bisa dengan metode ibu pengganti, dengan arti sel telur pasien diambil kemudian sel sperma suaminya diambil kemudian diketemukan jadi embrio, kemudian embrio nya ditanam di wanita lain. Tapi di Indonesia hal ini belum legal, karena masih beberapa negara yang melegalkan hal ini,” sebutnya.
Dijelaskan dr Dafnil, upaya yang pihaknya lakukan yakni membuat liang vagina yang dilapisi selaput ketuban wanita lain. Dengan tujuan untuk membentuk regenerasi sel pada liang vagina tersebut. Operasi ini sudah dimulainya sejak dua bulan lalu atau pada Agustus lalu. Saat ini sedang proses pemulihan, sehingga bulan depan sudah bisa menikah.
“Setelah menjalani proses operasi, pasien dirawat selama tujuh hari dan menunjukkan kondisi yang terus membaik. Meskipun liang vagina buatan, namun pasien akan tetap bisa merasakan fungsi seksual seperti wanita pada umumnya,” ujarnya.
Menurut dr Dafnil, kelainan yang diderita pasien ini cukup langka. Yakni 1 banding 5000 pasien, dan kasus seperti ini merupakan kasus pertama yang ia tangani.
“Ini penyakit langka, 1 banding 5000. Ini pasien pertama yang saya tangani. Untuk penanganan kasus seperti ini, peralatan di RSUD Arifin Achmad sudah lengkap dan satu-satunya rumah sakit di Riau yang seluruh biaya penanganannya ditanggung BPJS Kesehatan,” paparnya.
Kepada masyarakat, dr Dafnil berpesan ketika anak usia 10-14 tahun tidak mengalami menstruasi, hal sudah bisa menjadi Warning. Jika ditemukan indikasi seperti itu, hendaknya dapat segera memeriksakan ke dokter spesialis kandungan.
“Masyarakat yang memiliki anak perempuan usia 12-14 tahun jika belum mengalami menstruasi juga, hendaknya dapat segera memeriksakan ke dokter spesialis kandungan. Hal tersebut untuk memeriksa apakah ada kelainan pada organ reproduksinya. Makin cepat diketahui, makin cepat di edukasi,” sebutnya.
Sumber: SM News.com