BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM--Kondisi abrasi pantai sudah sangat memperihatinkan dan mengancam sejumlah jalan yang berada di sekitar pesisir Desa Sepahat Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Hal ini dikarenakan wilayah pesisir terutama kondisi jalan yang sudah terdampak dan terjatuh diakibatkan abrasi pantai. Ada 2 titik yang menjadi kekhawatiran oleh masyarakat.

Ancaman abrasi di pesisir khususnya di wilayah Desa Sepahat tepatnya di Jl. Jend Sudirman Sei Pakning Dumai RT 002 RW 001 Dusun Murni Desa Sepahat yang terlihat dampak abrasi yakni Jalan yang berada tepian pantai sering dilewati oleh pengunjung maupun masyarakat sedang menikmati suasana pantai baik perorangan, keluarga maupun rombongan.
Selanjutnya Jl. Jend Sudirman Sei Pakning Dumai RT 003 RW 002 Dusun Sejati Desa Sepahat makin nyata terlihat. Ancaman abrasi karena pengikisan daerah pantai oleh gelombang air laut akan berdampak berbagai aspek salah satunya adalah Jalan yang dipergunakan oleh masyarakat yang berkerja sebagai nelayan dengan kondisi sudah patah dan terjatuh ke bawah.
Saat media ini menjumpai Pj. Kades Sepahat melalui Sekdes pada Jum'at (19/12/2025) mengatakan kondisi geografis sekitaran pesisir pantai Desa Sepahat yang berada disisi Selatan Selat Malaka. Kondisi ini membuat Desa Sepahat berhadapan langsung dengan kawasan perbatasan yang strategis sekaligus rentan dengan apa yang dihadapi saat ini yakni abrasi. Apa lagi mengenai abrasi menguras daratan dan tebing di sepanjang Desa Sepahat lebih kurang panjang tebing atau pesisir pantai sekitar 15 kilometer dan jika ini tidak di tangani dengan serius maka akan berdampak kepada lingkungan seperti jalan yang ada ditepian pesisir pantai serta ini akan berdampak juga dengan rumah masyarakat." Kata Jasmin, S. Pd. I
Selanjutnya, Pemerintah Desa Sepahat sudah berupaya dengan cara mengusulkan melalui Musrenbangdes maupun Musrembang ditingkat Kecamatan. Ditahun 2022 terealisasi ditahun 2023 sepanjang ±45 meter (Depan pantai Sepahat) dari Dinas PUPR melalui bidang Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Bengkalis dan kembali mengusulkan di tahun 2023 terealisasikan ditahun 2024 sepanjang ±88 meter (Depan Kolam udang) dan ditahun 2025 sudah diusulkan namun belum terealisasikan. Pemdes Sepahat akan terus berupaya mengusulkan kembali di tahun 2026." Papar Jasmin, S. Pd. I
"Pemerintah Desa Sepahat berharap ada perhatian dan dukungan dari Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi maupun Pusat serta pihak terkait penanganan abrasi secara berkelanjutan demi keselamatan lingkungan masyarakat maupun pengunjung pantai di Desa Sepahat yang melewati jalan tersebut." Harapnya

Ditempat yang sama juga Sekdes juga menyampaikan selain pemerintah, masyarakat serta generasi muda juga mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyelamatkan pantai. Salah satu wujudnya adalah penanaman pohon api-api, mangrove dan perepat, ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada pantai yang ada di Desa Sepahat ini." Tambahnya
Salah seorang pengiat pembibitan mangrove Kelompok Tani Hutan (KTH) Sepahat Hijau mengatakan abrasi sudah menjadi kekhawatiran serta menjadi tanggungjawab kita semua apa lagi dilingkungan pesisir pantai yang terdampak abrasi terutama pada jalan yang ada ditepian pantai Sepahat dan jalan yang sering dilewati oleh masyarakat yang menjalankan aktifitas sebagai nelayan tepatnya di depan SDN 3 Bandar Laksamana dengan kondisi yang sudah jatuh ke bawah." Kata Seplia Pikar
Kemudian, abrasi ini tugas orang banyak tidak hanya kepada Pemerintah baik itu Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi namun ini juga tugas kita sebagai masyarakat karena abrasi ini diakibatkan oleh gelombang air laut dan tidak ada benteng disepanjang pantai seperti tumbuh-tumbuhan ditepian pantai." Ujarnya
Jika kita menangani abrasi ini secara instan yakni menunggu dan berharap bantuan dari pemerintah berupa pemecah gelombang, tentunya sangat membutuhkan biaya atau anggaran yang sangat besar namun manfaatnya tidak begitu besar buat pantai. Jika kita mengatasi dengan cara alami yakni dengan menanam baik itu pohon api-api, bakau dan perepat ini yang berdampak sangat besar untuk pesisir pantai. Hal ini sudah saya buktikan dengan menanam 10 ribu bibit. Ada yang sudah di tanam dalam jangka waktu 3 tahun sudah tumbuh besar.
Saya berharap kepada Pemerintah lebih memperihatinkan lingkungan pesisir pantai dengan cara menanam dan harapan kepada masyarakat kita lakukan penanaman dengan pembibitan yang baik dan lakukanlah dengan hati. Intinya yang dilakukan ini untuk menjaga lingkungan terutama di pesisir pantai Sepahat dengan tujuan agar ini semua dinikmati atau dirasakan oleh anak cucu kita." Harapnya

Mudah-mudahan dengan adanya KTH Sepahat Hijau ini bisa memberikan wadah serta motivasi kepada masyarakat dan generasi muda yang ada di Desa Sepahat untuk tetap menjaga pantai dengan menanam baik itu menanam pohon api-api, perepat dan bakau di pesisir pantai. Karena dengan menanam kita bisa mencegah dari abrasi dan menjaga habitat yang ada di air. Apa lagi bibit sudah tersedia tinggal sport dari kita semua yang dinantikan." Tutupnya