Menyuarakan 'Resah' Melalui HaTeDu, Mahasiswa FIB Unilak Usung "Teater Membongkar Kepura-puraan"

Kamis, 28 Maret 2019 | 18:58:24 WIB
Penampilan Kelompok Teater Kedjik Acara HaTeDu di FIB Unilak.

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Memperingati Hari Teater Dunia (HaTeDu), Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Lancang Kuning (Unilak) usung "Teater Membongkar Kepura-puraan". Acara diadakan di halaman Fakultas Ilmu Budaya Unilak, Rabu (27/3/19).

'HaTeDu' yang diperingati setiap tahunnya ini pada tanggal 27 Maret,  diselenggarakan oleh dua Prodi di FIB yaitu, Prodi Sastra Indonesia dan Prodi Sastra Daerah/Melayu. 'HaTeDu' ini mengusung tema "Teater Membongkar Kepura-puraan". Untuk menyemarakkan HaTeDu ini diawali dengan pawai kostum ke setiap Fakultas.

Dengan perhelatan ini, menariknya mengangkat peristiwa yang muncul atau gejolak di hari ini. Mengangkat peristiwa yang bersumber dari kenyataan negeri hari ini yang penuh kekisruhan atau konflik sehingga menjadi 'resah' masyarakat. Dengan ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unilak berekspresi menyuarakan 'resah' itu dengan berteater.

'HaTeDu' ini juga diikuti oleh kelompok Teater Kedjik SMAN 7 Pekanbaru. Antusias para mahasiswa/i, dan dosen-dosen FIB Unilak membuat acara HaTeDu meriah dan ramai. Ditambah lagi dengan penampilan Orasi Teater, Baca Puisi, Nyanyi dan Monolog.

Putra Amphu selaku Ketua HMJ Sastra Daerah/Melayu dan Ketua Pelaksana HaTeDu menjelaskan “Ini bentuk kreativitas yang bersumber dari kenyataan negeri kita hari ini. Hari ini, masyarakat mudah terpecah belah disebabkan kurang mengenal diri sendiri. Dengan teater, kita mencoba membongkar kepura-puraan yang ada pada diri kita sendiri,” jelas Putra.

Putra menambahkan, "HaTeDu ini di FIB kami buat terbuka, tidak di panggung, tetapi di halaman depan kampus FIB. Dengan ini mahasiswa/i bisa sebebas mungkin tampil berkreasi dan berekspresi".

Hang Kafrawi selaku Dosen FIB dan pelaku teater di Riau menjelaskan,  "Seni adalah hati nurani, maka tetaplah berseni! Banyak orang mengatakan bahwa Teater adalah dunia 'sunyi'. Tak banyak yang mau menjadi teaterawan. Karena apa? karena secara financial kita tidak punya apa-apa, tapi kita punya hati nurani," jelas Hang Kafrawi kepada mahasiswa/i FIB.

Hang Kafrawi menambahkan, "Berbicara teater. Teater ini membawa nilai-nilai kemanusiaan. Tentu hal ini berangkat dari kehidupan nyata, dengan berteater kita sampaikan kritik dan juga pesan-pesan kepada orang banyak atas apa yang terjadi. Dunia ini adalah panggung sandiwara yang penuh 'kepura-puraan'. Dengan memperingati Hari Teater Dunia, sesuai tema yang diusung "Teater Membongkar Kepura-puraan". Maka dari itu, kita ketahui bahwa Negara ini, Indonesia, akan terus berjaya jika mencintainya tanpa pura-pura," tutupnya.

Terkini