Dibuka Resmi Bupati Kasmarni, Seminar Nasional STIE Syari’ah Bengkalis Diminati Mahasiswa

Dibuka Resmi Bupati Kasmarni, Seminar  Nasional STIE Syari’ah Bengkalis Diminati Mahasiswa
Bupati Bengkalis diwakili Asisten III Aulia, S.Pi,M.T membuka resmi kegiatan seminar nasional yang ditaja STIE Syari'ah Bengkalis, Senin (19/9/2022).(sukardi)

BENGKALIS,RIAUREVIEW.COM— Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syari’ah Bengkalis mengelar kegiatan seminar nasional dengan mengusung tema Peran Transaksi Digital dalam Meningkatkan Industri Halal, kegiatan dilaksanakan di aula STIE Syari’ah Bengkalis, Senin (19/9/2022).

Seminar dibuka secara resmi Bupati Bengkalis Kasmarni diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Bengkalis Aulia,S.Pi, MT.

Seminar nasional ini menghadirkan narasumber Wakil Bupati Siak H. Husni Merza, BBA, MM dan Dr H Afandi Mahfud dari Universitas Gontor. 

Sambutan Bupati Bengkalis yang dibacakan Aulia mengatakan agar mampu bersaing di pasar global dengan mayoritas penduduk muslim, Pemerintah Kabupaten Bengkalis perlu memasang target khusus, tidak hanya sebagai konsumen dari produk halal, akan tetapi juga mampu menjadi produsen produk halal.

Makanya, agar produk halal kita mampu bersaing, kita tidak bisa lagi menggunakan metode yang konservatif, akan tetapi harus bisa memanfaatkan teknologi dan digitalisasi. Paling tidak dengan menerapkan pembayaran syariah secara digital.

Sebagaimana kita ketahui kata Aulia, industri halal telahpun menjadi trend dunia saat ini, hal ini terbukti dari prospek industri halal yang terus tumbuh dari tahun ke tahun yang mengakibatkan besarnya peluang konsumen dalam industri halal tiap tahunnya. 

Oleh sebab itu, prospek dan potensi besar ini harus dikembangkan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bengkalis.

"Hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan, baik bagi kami pemerintah daerah, pelaku ekonomi, pelaku pariwisata, pelaku usaha maupun dunia pendidikan. Untuk kita bisa mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi syariah dengan melakukan penguatan UMKM industri halal melalui penggunaan teknologi digital, meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis ekonomi dan keuangan syariah serta meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk halal," jelas Aulia.

Kemudian, peran strategis STIE Syari’ah Bengkalis, sebagai salah satu perguruan tinggi yang unggul dalam bidang ekonomi syari’ah, hendaknya lebih maksimal, guna memajukan sektor industri produk halal ini, dengan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan ahli dibidangnya, serta dapat menjadi pionir dalam inovasi dan riset produk halal bagi UMKM.

Menurut Khodijah Ishak, kegiatan ini merupakan kontribusi dari akademisi untuk percepatan industri halal dengan memanfaatkan digitalisasi, sehingga industri halal indonesia unggul di kancah global. 

“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka bagi mahasiswa dan seluruh civitas akademika khususnya dalam transaksi digital dan industri halal. meningkatkan literasi dan mendukung percepatan industri halal di Kabupaten Bengkalis dan Indonesia pada umum dengan memanfaatkan teknologi digital,” ungkap Khodijah Ishak.

Menurut H Husni Merza bahwa Berdasarkan The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) pada 2022 yang diluncurkan Dinar Standard di Dubai, Uni Emirate Arab tercatat bahwa Indonesia berada peringkat 4. 

Prestasi industri halal Indonesia berasal dari makanan halal sebesar 1,67 triliun dolar AS, tumbuh 7,1 %, modest fashion sebesar 375 miliar dolar AS yang tumbuh 6,1 %, media dan rekreasi sebesar 308 miliar dolar AS atau tumbuh 7,5 %, ungkapnya.

Industri halal ini sangat penting untuk dikembangkan karena mayoritas penduduk Indonesia 86,7% adalah muslim. Dengan ini Indonesia berpotensi sebagai pusat industri halal dunia, sekaligus kiblat industri fashion dunia yang ditargetkan oleh pemerintah pada masterplen Ekonomi syari’ah pada tahun 2024. 

Karena ke depannya Indonesia tidak hanya sebagai konsumen dari produk halal tetapi juga sebagai produsen dan mampu bersaing dipasar global. untuk bisa bersaing di pasar global Indonesia tidak lagi menggunakan metode yang konservatif, tetapi harus menggunakan teknologi dan memanfaatkan digitalisasi dalam mendukung industri halal.(infotorial/sukardi)

Berita Lainnya

Index