Disuntik Vaksin Nusantara, Legislator Kecewa Terawan Dipecat IDI

Ahad, 27 Maret 2022 | 00:00:20 WIB

RIAUREVIEW.COM  --Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Habiburokhman turut buka suara terkait pemecatan eks Menkes dr Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI). Habiburokhman, yang sempat disuntik vaksin Nusantara buatan dr Terawan, mengaku kecewa dengan pemecatan itu.

"Sebagai anggota DPR saya mendapat masukan dari banyak sekali tokoh masyarakat yang merasa kecewa dengan keputusan pemecatan dr Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)," kata Habiburokhman kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).
 
Habiburokhman menyebut belum paham alasan IDI melakukan pemecatan terhadap dr Terawan. Namun, kata dia, berdasarkan informasi yang beredar, dr Terawan dipecat akibat pengobatan dengan metode 'cuci otak' menggunakan alat Digital Substraction Angiography (DSA).
 
"Sejauh ini IDI belum memberi penjelasan yang lengkap detail soal penyebab pemecatan tersebut. Namun informasi yang beredar bahwa dr Terawan dipecat terkait kontroversi metode 'cuci otak' dengan alat Digital Substraction Angiography (DSA) dalam pengobatan stroke dan vaksin nusantara untuk mencegah COVID-19," ucapnya.
 
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini heran lantaran metode pengobatan tersebut dipersoalkan IDI. Padahal, menurutnya banyak pihak, termasuk kakaknya dan dirinya, yang merasakan manfaat dari banyak pengobatan dr Terawan.
 
"Terus terang saya tidak paham detail masalah kedokteran, tetapi saya telah melihat sendiri manfaat program DSA dan vaksin nusantara. Kakak kandung saya yang sempat mengalami sakit kepala bertahun-tahun bisa berkurang signifikan sakit kepalanya setelah menjalani DSA. Saya dan istri juga selamat dari badai COVID-19 karena mendapat vaksin nusantara," ujarnya.
 
"Banyak tokoh-tokoh negara ini yang juga mendapatkan manfaat sangat positif secara langsung setelah menjalani proses DSA dan vaksin nusantara," lanjutnya.
 
Atas dasar itulah, Habiburokhman pun berharap IDI mengevaluasi keputusannya memecat dr Terawan. Dia mengaku khawatir IDI bisa dicap sebagai organisasi otoriter atas tindakannya kepada dr Terawan.
 
"Saya berharap IDI bisa mengevaluasi kembali sanksi pemecatan tersebut. Saya khawatir IDI akan dianggap sebagai organisasi yang otoriter dan bertindak sesuka hati jika tidak ada evaluasi. Kita semua tahu Dr Terawan adalah salah satu putra terbaik bangsa. Kehandalannya di bidang kedokteran bahkan cukup mansyur di beberapa negara tetangga," tuturnya.
 
dr Terawan Agus Putranto sebelumnya resmi dipecat sebagai anggota IDI berdasarkan keputusan MKEK. Terawan dan IDI memiliki hubungan panas dingin sejak munculnya terapi 'cuci otak'.
 
Terawan dipecat dalam Muktamar Ke-31 IDI yang digelar di Aceh. Terawan pun tidak diizinkan melakukan praktik kedokteran. Hal itu dikonfirmasi Ketua Panitia Muktamar Ke-31 IDI dr Nasrul Musadir Alsa, Sabtu (26/3).
 
"Iya (dipecat), dari hasil muktamar yang kami terima ya. Dari hasil yang kita terima yang diserahkan panitia memang begitu, (sesuai) MKEK iya," kata dr Nasrul Musadir Alsa.
 
 
 
Sumber: [detik.com]
 

 

 

Terkini