JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Amien Rais kembali melontarkan kritik tajam dengan mempertanyakan pencapaian Nawacita Jokowi-JK yang kemudian disebutnya Nawasengsara. Gerindra sependapat dengan Amien.
"Kami dukung pernyataan Pak Amien," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade yang dilansir detikcom, Rabu (4/7/2018).
Andre berpendapat kritik yang dilontarkan Amien Rais tersebut bukan tanpa alasan. Kritik nawasengsara tersebut didasarkan pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
"Di mana Pak Jokowi kan berjanji nih pertumbuhan ekonomi 7-8 persen di zaman beliau. Tapi faktanya sekarang kan cuma 5 persen. Bahkan sempat kan di awal-awal pemerintahan Pak Jokowi di bawah 5 persen. Lalu yang kedua Pak Jokowi berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan tapi yang malah kita dengar sekarang pengangguran sangat tinggi karena rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi," tutur Andre.
Andre juga menyebut di era Jokowi terjadi polarisasi di masyarakat. Rakyat menjadi terpecah belah.
"Dulu zaman SBY, Bu Mega kita nggak ada masalah kebhinnekaan. Ya muncul pengkotak-kotakan ini sejak di zaman Jokowi memakai baju kotak-kotak. Akhirnya bangsa ini terkotak-kotak. Intinya banyak janji presiden yang tidak bisa ditepati. Sehingga kehidupan sekarang lebih sulit dari jaman dulu," kata Andre.
"Jangan sampai kita katanya kerja kerja kerja tapi hasilnya nyungsep. Sebatas jargon kerja, kerja, kerja tapi hasilnya mana, rakyat menderita," lanjutnya.
Sorotan tajam kembali dilontarkan Amien Rais kepada pemerintahan Jokowi. Amien mempertanyakan pencapaian visi-misi Jokowi-JK yang disebut nawacita.
"Nawacita jadi nawasengsara, kemudian revolusi mental itu sampai ke mana? Yang direvolusi mental yang kayak apa?" kata Amien dalam sambutan pada acara halalbihalal di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7).
Kritik ini dilontarkan Amien Rais saat menggambarkan kondisi negara yang menurutnya tidak membaik. Dia menyebut pemimpin bangsa seakan-akan menyodorkan demokrasi, tapi kenyataannya diskriminatif.
"Jadi saya melihat pangkal permasalahan bangsa ini adalah beberapa pucuk pimpinan itu menerapkan demokrasi tapi isinya diskriminasi," sambung Amien.