RIAUREVIEW.COM –Kerja keras yang dilakukan Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, sudah berbuah hasil pasalnya dari 235 kasus DBD selama 1 Januari hingga 1 Juni 2025. Faktanya sudah ada 225 kasus DBD dinyatakan sembuh dari penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk .
Penegasan tersebut disampaikan oleh Rahmi Indrasuri SKM, MKL kepada RIAUREVIEW.COM Senin (03/06), Sejak ditemukan kasus DBD di Inhil pada awal tahun kemarin, kita sudah bekerja keras untuk hadapi tersebut, untuk memberantas atau mengatasi agar tidak meluas bahkan menekan agar tidak terjadi korban jiwa.
“Seluruh Puskesmas yang ada di Inhil sudah kita kerahkan untuk mengatasi dan memberantas penyakit DBD, Mereka langsung turun kelapangan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat agar menggiatkan 3 M plus,”. Tegas Rahmi.
Karena menurut Kadinkes Rahmi Indrasuri, bahwa melaksanakan kegiatan 3 M plus, yakni menutup, menguras dan mengubur itu jauh lebih baik dalam mengatasi atau membrantas wabah penyakit DBD dari pada menggunakan Fogging, sebab Fogging menggunakan zat kimia tentu pasti akan berdampak pada kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
Masih Kadinkes Rahmi, bahkan bentuk keseriusan Pemkab Inhil dalam mengatasi wabah DBD di Bumi seribu jembatan, pihaknya juga sudah menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) sejak 24 Maret 2025, Sebagai langkah penanganan, Dinas Kesehatan dan Puskesmas se-Kabupaten Indragiri Hilir serta Rumah Sakit telah melakukan pengobatan terhadap penderita DBD sesuai dengan tata laksana kasus dan melakukan berbagai upaya, diantaranya Penyelidikan Epidemiologi (PE), ini bertujuan untuk mencari apakah ada warga disekitar kasus yang juga menderita demam.
“Kita sudah melakukan penyelidikan Vektor, untuk mencari apakah di sekitar rumah kasus ditemukan nyamuk dan jentik Aides Aigepty, ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan DBD. Jika disekitar rumah kasus ditemukan warga yang demam dan juga ditemukan jentik Aides Aigepty, maka penanganan yang dilakukan adalah Pemberantasan sarang nyamuk, penaburan bubuk Abate ditempat penampungan air dan Pengasapan (Foging),” ujar Kadinkes.
Sebagaimana kita ketahui, total kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari Januari s.d 1 Juni 2025 berjumlah 235 kasus yang tersebar di 18 kecamatan di 21 wilayah kerja Puskesmas di Inhil. Dengan kasus terbanyak di Kecamatan Kateman sejumlah 64 Kasus dan Kecamatan Tembilahan Hulu sebanyak 49 kasus. Selain hal tersebut, Dinas Kesehatan dan Puskesmas juga giat memberikan edukasi baik secara langsung maupun melalui media sosial terkait pencegahan DBD dengan mengkampanyekan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.
Dalam kesempatan ini, Kadinkes Inhil Rahmi tetap berharap bahwa peran serta masyarakat sangat dibutuhkan terhadap penanganan DBD ini dalam memutus mata rantai penularan kasus baru dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, yaitu dengan melakukan 3M Plus (menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air dan mengubur atau mendaur ulang tempat-tempat yang bisa menampung air hujan seperti kaleng bekas, pot bunga, botol plastik atau minuman, ban bekas.
Masih kata Rahmi, Plus nya memelihara ikan pemakan jentik, tidak menggantung pakaian sembarangan, menggunakan obat nyamuk, memakai kawat kasa dijendela dan lainya. Segera kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, jika merasakan gejala demam dan hal yang perlu diwaspadai adalah kebiasaan nyamuk mengigit pada pagi hari pukul 09.00 -12.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 -17.00 WIB dan berkembang biak pada tempat yang dapat menampung air hujan/air bersih baik didalam maupun di luar rumah. Edy.