Terobosan Terbaru Pemkab Inhil, Tanam Perdana Padi Gogo di Lahan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Kamis, 19 Juni 2025 | 19:55:53 WIB

RIAUREVIEW.COM --Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir canangkan program penanaman padi gogo di sela-sela tanaman sawit merupakan inovasi luar biasa dalam optimalisasi lahan, sekaligus bentuk konkret integrasi antara komoditas pangan dan perkebunan. Di tengah tantangan ketersediaan lahan dan ancaman krisis pangan global.

Dalam keterangannya H Herman Bupati Indragiri Hilir mengatakan bahwa  pemanfaatan lahan sawit sebagai tumpangsari dengan padi gogo adalah solusi cerdas dan strategis. Program ini sejalan dengan upaya kami dalam mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan pendapatan petani, dan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan.

“Ini adalah solusi cerdas dan salah satu inovasi sebagai terobosan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan sekaligus upaya dalam peningkatan pendapatan petani serta pewanfaatan lahan sela yang ada,”tegas H Herman.

Dijelaskan lagi Bupati Herman bahwa sebenarnya sejak Tahun 2022, realisasi pelaksanaan Program PSR di Kabupaten Indragiri Hilir adalah seluas 813 hektar dan pada tahun 2025 ini target yang diberikan kepada Kabupaten Indragiri Hilir adalah seluas 1.000 hektar lahan kelapa sawit yang akan diremajakan/replanting.

Oleh karena itu, penanaman padi gogo sebagai tanaman sela dalam areal PSR ini merupakan langkah inovatif dan solutif. Selain mengoptimalkan lahan yang sedang dalam proses replanting, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja sementara, dan menjaga keberlanjutan ekonomi petani, tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Inhil Sutarno Wandoyo S,Sos,MH menjelaskan terkait inovasi penanaman padi gogo di lahan kelapa sawit PSR dengan luas pengajuan adalah 607 hektar dan perhitungan kebutuhan benih padi gogo adalah sebanyak 12.140 Kg dengan varietas Inpago. Padi gogo varietas inpago adalah jenis padi yang dikembangkan khusus untuk ditanam di lahan kering (non-irigasi) atau tadah hujan, dikenal juga sebagai padi ladang. 

Ke depan, varietas ini merupakan hasil pemuliaan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) di bawah Kementerian Pertanian RI. Nama "Inpago" adalah singkatan dari Inbrida Padi Gogo, artinya varietas padi gogo hasil persilangan yang stabil dan bisa ditanam di lahan kering. Tidak seperti padi sawah yang butuh irigasi, padi gogo lebih tahan kekeringan dan cocok untuk lahan tadah hujan, lereng, kebun, atau sela tanaman seperti di lahan sawit PSR (Peremajaan Sawit Rakyat).

Padi gogo yang dapat tumbuh baik di lahan kering, menjadi pilihan tepat dalam sistem tumpangsari, terutama di masa awal sebelum tanaman sawit kembali berproduksi. Dengan pendampingan teknis yang baik dari para penyuluh dan penggunaan benih unggul, kita optimis hasil panennya akan memberikan manfaat nyata bagi petani.Edy.

Terkini