BANDAR LAKSAMANA, RIAUREVIEW.COM —Desa Api-Api, Kacamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis tak asing bagi pelantun lagu Laksamana Raja Dilaut, Iyeth Bustami (Sri Barat). Sebuah perkampungan kecil, yang dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Bukit Batu, sebelum pemekaran kecamatan.
Di kampung ini, Iyeth Bustami memiliki kenangan atau kisah bersama Almarhum H. Idham Bustami, ayah kandung Iyeth Bustami. Selain itu, juga tempat Iyeth mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah serta atuk-atuknya, mulai dari H. Kalifah Abdul Ahmid, Syeh H. Ahmad Fakih Wahab Rokan dan sang nenek Hj. Rajmah, serta keluarga lainnya.
Rabu (23/9/2020) lalu, Iyeth Bustami menyempatkan diri mengunjungi ke salah satu rumah suluh di desa itu. Kunjungan tersebut bukan kunjungan pertama baginya, melainkan kunjungan untuk kesekian kalinya. Sebelum menjadi Balon Wakil Bupati Bengkalis, Iyeth sering bermain ke desa ini.
Silaturrahmi itu sekaligus juga melakukan ziarah makam keluarga Iyeth Bustami, yang sudah lama tiada. Kemudian dibarengi dengan mengunjungi rumah suluh dimana pendirinya tak lain adalah keluarga besar Iyeth Bustami. Rumah Suluk Babul Ikhsan di Desa Api-Api itu didirikan H. Kalifah H. Abdul Hamid dan Syeh H. Ahmad Fakih Wahab Rokan.
Di Rumah Suluk Babul Ikhsan tersebut, Iyeth serba hijab menerima segala aspirasi yang diinginkan tokoh masyarakat. Tak lain adalah H. Edi Ilyas yang merupakan keluarga dekat Iyeth Bustami. Masyarakat di sekitar rumah suluh mengharapkan, nantinya di Desa Api-Api ini berdiri sebuah kampung santri.
Edi Ilyas mengutarakan, rumah suluk yang sudah berdiri dari dulu di daerah pesisir daratan cukup banyak, diantaranya di Desa Lubuk Muda, Lubuk Gaung, Api-Api, Batang Duku, Teluk Sialang, jumlahnya sekitar 12 bangunan rumah suluk.
Rumah Suluk Babul Ikhsan mempunyai manfaat ganda. Selain sebagai tempat berzikir, rumah suluk yang ada di Desa Api-Api juga dimanfaatkan sebagai wisata religi. Untuk wilayah Kecamatan Siak Kecil dan Bandar Laksamana, dua rumah suluh sangat terkenal. Secara kelender kegiatan-kegiatan pelaksanaan bersuluk itu kerap dilaksanakan pada bulan Rajab.
“Jika terpilih, kami di sini hanya inginkan sebuah kampung santri berdiri,”ungkap H. Edi Ilyas.
Keinginan masyarakat dan keluarga seniman legendaris itu pun langsung diamini. Cucuran air mata terpancar dari wajah Iyeth. Tak terbendung, cucuran air mata itu sekaligus membuat renungan teramat dalam bagi Balon Wakil Bupati Bengkalis tersebut.
“Amin Yarobbalalamin. Almarhum ayah dan atuk serta keluarga yang sudah mendahului, tetap saya ingat pesan ini. Karena, ini merupakan kampung kenangan bagi saya. Maka, dihari yang baik ini saya meminta doa kepada seluruh masyarakat semua, agar perjalanan dalam pencalonan Pilkada Bengkalis berjalan baik dan lancar,”tutur Iyeth Bustami sembari mengusap air matanya dengan talapak tangan dan baju gamis yang dikenakannya.
Usai berkempul bersama keluarga di Rumah Suluk Babul Ikhsan, Iyeth bersama rombongan dan simpatisan, melanjutkan perjalanan berziarah ke makam Datuk Laksamana Raja di Laut.(kr)