Mohammad Iqbal Ditahan Terkait Dugaan Korupsi di PT BKI

Mohammad Iqbal Ditahan Terkait Dugaan Korupsi di PT BKI
Penahanan mantan Kepala Cabang Madya Komersil Pekanbaru PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) (Persero) (foto: riauaktual.com)

RIAUREVIEWP.COM --Penahanan mantan Kepala Cabang Madya Komersil Pekanbaru PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) (Persero), Mohammad Iqbal masih dilanjutkan Jaksa Penuntut Umum.

Dimana Mohammad Iqbal merupakan tersangka dugaan korupsi atas piutang PT Dwipayana Semesta dan PT Yodya Karya (Persero) Wilayah II Makasar kepada PT BKI Indonesia (Persero) Cabang Madya Komersil Pekanbaru.

Dugaan rasuah yang dilakukan Mohammad Iqbal tersebut membuat negara dirugikan lebih kurang Rp3,4 miliar.

Sebelumnya, penanganan perkara itu dilakukan tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau. Selain M Iqbal, perkara itu juga menyeret nama Juto Juwono sebagai tersangka. Dia merupakan Fungsional PT BKI.

Berkas keduanya telah dinyatakan lengkap atau P-21. Selanjutnya, penanganan perkara keduanya dilimpahkan ke JPU atau tahap II.

Kepala Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Asep Sontani Sunarya melalui Kasi Pidsus, Rionov Oktana Sembiring membenarkan perihal Tahap II tersebut.

"Benar. Sudah tahap II-nya," kata Rionov, Kamis (4/4/2024).

Dikatakan Rionov, ada dua orang tersangka yang menjalani proses tahap II. Mereka adalah M Iqbal dan Juto Juwono. "Sementara (ditahan) di Rutan Polda," sebut mantan Kepala Cabang Kejari (Cabjari) Makassar di Pelabuhan Makassar.

Untuk diketahui, perkara tersebut ditangani Polda Riau berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/544/XI/2022/Reskrimsus tanggal 17 Nopember 2022.

Dimana Mohammad Iqbal bekerjasama dengan Juto Juwono, Fungsional di PT BKI. M Iqbal dibantu Juto pada 2016 silam merekayasa kontrak dengan PT Dwipayana Semesta seolah-olah PT BKI Cabang Madya Komersil Pekanbaru melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi dan manajemen proyek.

Rekayasa kontrak juga dilakukan pada kerja sama proyek dengan PT Yodya Karya Wilayah II Makasar seolah olah melaksanakan kegiatan jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Gedung Tower Baru.

Penyimpangan itu dilakukan dengan modus kerja sama kegiatan di luar portofolio PT BKI, tanpa adanya Surat Permintaan Jasa secara tertulis, tanpa adanya penawaran dan menyetujui pengajuan RAB tanpa dilakukan reviuw dan verifikasi.

Tersangka M Iqbal menunjuk CV Pure Wahyu Article sebagai pihak ketiga. Namun perusahaan itu digunakan untuk penerbitan invoice.

Dana yang digunakan di luar peruntukan prosedur. Pihak ketiga dilibatkan tanpa ada kerja sama atau kontrak sehingga penggunaan uang kepada pihak ketiga tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Akibatnya dugaan rasuah tersebut merugikan keuangan negara sebesar RpRp.3.478.800.462.

Tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 3 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

 

 

 

Sumber: riauaktual.com

Berita Lainnya

Index