RIAUREVIEW.COM --Dalam pemimpin Partai Golkar, Airlangga Hartarto boleh dikatakan sukses. Di bawah kepemimpinannya Partai Golkar mendapakan kenaikan jumlah kursi DPR secara nasional. Herannya, tiba-tiba saja, secara mengejutkan, Airlangga memilih mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
Demikian dikatakan mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengomentari mundurnya Airlangga Hartarto, Kamis (15/8). Mahfud juga menyebut, di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar mampu memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih.
"Pak Airlangga itu hebat, Golkar dibawa dia naik, presiden di bawah dukungannya naik, Golkarnya kursinya naik, hebat, bisa dikasih tiga periode. Baru ngomong-ngomong gitu, ini calon menteri utama unggulan, partainya besar, pemilunya sukses, malamnya jatuh. Ada apa?" kata Mahfud kepada wartawan, Kamis (15/8), dilansir dari Jawapos.com.
Mahfud pun menduga-duga, ada apa. Apakah Airlangga Hartarto dipaksa lengser sebelum satu periode kepemimpinannya. Padahal, Munas Partai Golkar baru akan digelar pada Desember 2024. Satu periode tak habis udah dijatuhkan. Kenapa ya," tanya Mahfud.
Mantan calon wakil presiden Indonesia ini menyebut tak mau berandai-andai. Kepimimpinan partai memang banyak kepentingannya. Makanya Mahfud tak mau berspekulasi apakah ada campur tangan eksternal Partai Golkar atau bukan.
Nantinya semua itu akan terjawab setelah Munas pemilihan Ketua Umum Partai Golkar definitif. "Saya tidak tahu, apakah itu konflik internal atau ada intervensi dari Pak Jokowi, atau itu sebenarnya ada orang-orang mengatasnamakan Jokowi, Politik itu ya kepentingan," ucap Mahfud. Hal itu akan terjawab setelah Munas dengan agenda pemilihan Ketua Umum Partai Golkar definitif, yang akan dilaksanakan pada 20 Agustus 2024 mendatang.
Sumber: Jawapos.com
