RIAUREVIEW.COM --Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bengkalis menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati Bengkalis, Senin (22/9/2025) pagi.
Mereka menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis segera menuntaskan persoalan layanan kapal penyeberangan Bengkalis - Pakning yang dinilai merugikan masyarakat.
Dalam orasi, mahasiswa menyoroti dugaan praktik free pass atau bebas bayar oleh sejumlah oknum petugas, ketidakpastian antrean, hingga minimnya informasi publik mengenai pelayanan kapal Roro. Kondisi ini disebut sudah lama menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat.
"Ini akses vital menuju Pulau Bengkalis. Kalau satu masalah saja tidak bisa dituntaskan, bagaimana dengan yang lain? Jangan butakan mata dan memekakkan telinga terhadap keluhan masyarakat," teriak salah satu orator.
Aksi mahasiswa juga diwarnai spanduk bernada sindiran keras bertuliskan "Persoalan Roro tidak selesai, pakai lu 100 nak betulkan kapal #dipaksajalansampairusak.” Mereka menilai tanpa langkah nyata, persoalan Roro akan terus jadi masalah klasik yang tak kunjung selesai.
Situasi sempat memanas dan hampir terjadi gesekan dengan aparat keamanan.
Dalam tuntutannya, mahasiswa mendesak Bupati Bengkalis mencopot Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bengkalis, Adi Pranoto, yang mereka nilai gagal dan tidak berintegritas dalam menangani penyeberangan Roro Bengkalis - Pakning.
"Sekarang antrean masih sampai tiga jam sekali. Ini wajah buruk Bengkalis. Kami minta Kadishub dicopot, karena masih banyak pejabat yang punya integritas lebih baik," tegas perwakilan massa aksi.
Meski berlangsung panas, aksi akhirnya ditanggapi pemerintah. Para mahasiswa diterima langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkalis, dr. Ersan Saputra. Pertemuan itu diharapkan membuka jalan bagi solusi konkret atas persoalan Roro yang terus jadi keluhan masyarakat.
Sumber: Riauaktual.com
