LONDON, RIAUREVIEW.COM -Mesut Oezil memang jadi pemain bergaji paling tinggi di Arsenal. Tapi, bukan berarti Oezil akan otomatis selalu jadi starter.
Setelah meneken kontrak baru musim lalu, Oezil kini menerima bayaran 350 ribu pound sterling per pekan atau lebih dari Rp2 M. Wajar mengingat Oezil adalah andalan di lini serang Arsenal sebagai playmaker.
Tapi, di era Unai Emery ini, Oezil sepertinya tengah dipangkas perannya. Sempat tampil oke di awal musim, Oezil tiba-tiba menghilang sebulan terakhir ini karena cedera punggung.
Bahkan Oezil tak lagi jadi starter di Premier League sejak 11 November lalu dan gagal masuk tim Arsenal yang dikalahkan Tottenham Hotspur di perempatfinal Piala Liga Inggris. Tentunya fans bertanya-tanya, apakah Oezil yang merupakan pemain bergaji tertinggi di klub memang tak pantas masuk tim Emery?
Padahal dengan gaji tinggi itu, Oezil tentu diharapkan bermain dari pekan ke pekan dan memberikan kontribusi lebih di lapangan. Namun, manajer Unai Emery tidak berpikir seperti itu.
"Kami butuh beberapa hal berbeda dalam beberapa laga, baik taktik maupun pemain," ujar Emery seperti dilansir detiksport.
"Tidak hanya untuknya. Dan gaji pemain itu tidak penting untuk saya. Saya tidak tahu gaji pemain berapa karena bagi saya mereka sama semua," sambungnya.
"Yang terpenting adalah komitmen dan para pemain dengan komitmen tinggi akan main."
Oezil sendiri baru tampil 14 kali musim ini dengan 987 menit bermain atau rata-rata 71 menit per laga. Baru empat gol dan dua assist dibuatnya. Boleh jadi ini yang membuat Emery ragu memasang Oezil rutin sebagai starter.
"Saya memasang pemain berdasarkan taktik, itu berlaku sama untuk dia dan pemain lain," paparnya.
"Jika Anda bertanya apakah perbedaannya karena yang satu gajinya lebih tinggi dan yang satu lebih rendah, maka buat saya itu sama saja."
"Yang terpenting adalah mereka punya sikap dan komitmen yang bagus setiap harinya serta tampil baik. Maka mereka akan main besoknya," demikian dia.
