SINGAPURA, RIAUREVIEW.COM -Tottenham Hotspur mungkin bisa bersyukur atas kekalahan di final Liga Champions kemarin. Sebab, kalau mereka juara, Mauricio Pochettino boleh jadi bakal pergi.
Tottenham melangkah ke final untuk pertama kalinya dengan menghadapi Liverpool di Wanda Metropolitano. Dalam prosesnya, Tottenham berhasil menang dramatis atas Manchester City dan Ajax Amsterdam di fase gugur.
Sayangnya, keinginan meraih Si Kuping Besar harus kandas setelah dikalahkan 0-2 oleh Liverpool. Tottenham gagal mengakhiri puasa gelarnya, sementara Pochettino juga urung mempersembahkan trofi pertamanya di klub London Utara.
Harus diakui kalau trofi bisa menyempurnakan kinerja Pochettino sebagai manajer Tottenham. Sejak 2014, Pochettino memang dipuji kinerjanya karena mampu membawa Tottenham bersaing di papan atas dan rutin tampil di Liga Champions.
Namun, ada hikmah juga di balik kegagalan Tottenham jadi juara karena mereka bisa menikmati lagi sentuhan Pochettino di lapangan. Sebab pria asal Argentina itu berpikir bakal hengkang jika berhasil jadi juara.
"Tentu saja hal itu akan selalu terpikirkan oleh Anda (hengkang), Anda tidak akan pernah tahun. Kalau saya sih, saya selalu memprioritaskan klub di atas diri sendiri," ujar Pochettino dilansir detiksport.
"Tapi mungkin akan beda ceritanya jika kami menang di final dan Anda bisa berpikir 'Oke, mungkin inilah saatnya untuk meninggalkan klub, keluar dari klub dan memberikan mereka kesempatan membuka lembaran baru bersama pelatih baru," sambungnya.
"Tapi setelah final, saya merasa tidak bagus rasanya jika berakhir seperti ini. Saya bukan orang yang suka menghindari masalah atau situasi sulit."
"Saya lebih dari itu - saya suka tantangan besar, tantangan sulit, dan tentu saja saat ini, saya harus membangun lagi mental para pemain agar bisa mengulang performa yang sama, saya antusias dan termovitasi sekali."