PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Untuk menumbuhkan generasi yang kritis dan memiliki semangat Integritas, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) mengadakan lomba debat di aula gedung Rektorat lantai 3 Kamis (22/3).
Lomba debat yang diadakan BEM Unilak ini mengambil tema Berfikir, Berbicara, Bertindak Untuk Kemajuan NKRI Berkeadilan. Lomba debat ini diikuti oleh 10 tim debat dari beberapa sekolah SMA/SMK/MAN di Riau dan berlangsung sehari penuh.
Ketua panitia lomba debat Juri Fernandi Sipahutar dalam sambutannya mengatakan kegiatan debat ini merupakan kegiatan yang ditaja oleh Kementrian Pendidikan BEM Unilak dengan tujuan untuk mengangkat kepedulian siswa SLTA dengan permasalahan yang berkembang saat ini, kemudian meningkatkan pola kritis yang terjadi dalam suatu permasalahan yang tengah berkembang dengan bersumber pada data-data dan yang terakhir menciptakan siswa yang memiliki jiwa integritas.
Untuk peserta ada 10 tim debat dan beberapa dari sekolah, bahkan mengirimkan dua tim debat, satu tim terdiri dari orang“ ujar Jufri.
Sementara itu, Wakil Rektor III Unilak Dr. Eddy Asnawi yang membuka lomba debat ini menyebutkan memberikan apresiasi kepada para siswa dan para guru pendamping yang telah mendaftar pada lomba debat ini.
Kampus Unilak telah berusia 35 tahun mendidik mahasiswa khususnya bagi anak-anak Riau dan alumni Unilak saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Di Unilak ada 19 program studi S-1.
Eddy juga mengajak adik-adik untuk masuk kuliah di Unilak dan bagi mereka yang tidak mampu Unilak memberikan kesempatan yang seluas-luasnya, ada juga beasiswa dari jalur prestasi. Kemudian beasiswa Hafiz Quran, mahasiswa yang memperolehnya dibebaskan dari Uang SPP dan Uang Pengembangan.
“Terkhusus bagi adik adik yang juara di lomba debat ini dan memilih untuk kuliah di Unilak, kita akan memberikan beasiswa dari kemenristekdikti” ujar Eddy.
Panitia Lomba Debat ini juga menyediakan hadiah juara berupa uang tunai dan piala, bertindak sebagai juri, yaitu Dosen Unilak Irawan Harahap, SH. SE, M.Kn dan dua orang mahasiswa Elvina Elisabet Uli dan Mangara Sijabat.
