Silaturrahmi ke Karantina Pertanian dan Perikanan, Wabup Terima Masukan Gerakan 3 Kali Ekspor

Silaturrahmi ke Karantina Pertanian dan Perikanan, Wabup Terima Masukan Gerakan 3 Kali Ekspor
SILATURRAHMI : Wakil Bupati Bengkalis H. Bagus Santoso melaksanakan silaturrahmi ke Kantor Wilayah Kerja Karantina Pertanian dan Perikanan di Jalan Panglima Minal, Rabu (17/3/2021).(sukardi)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM —Potensi sektor pertanian dan perikanan di Kabupaten Bengkalis ternyata sangat menjanjikan. Bahkan, sektor ini sudah bisa merambah sampai ke luar negeri melalui jalur ekspor dan impor. Hal ini terungkap saat Wakil Bupati Bengkalis H. Bagus Santoso melaksanakan silaturrahmi ke kantor Wilayah Kerja Karantina Pertanian di Jalan Panglima Minal, Rabu (17/3/2021).

Silaturrahmi Wabup Bagus Santoso langsung disambut baik penanggung jawab wilayah kerja karantina pertanian Bengkalis Holland Tambunan dan penangung jawab wilayah kerja karantina perikanan Bengkalis Asneli. Berbagai masukan diterima langsung oleh Bagus Santoso.

Salah satunya adanya keluhan berkaitan dengan pengurusan Surat Keterangan Asal (SKA) dari dinas terkait, yang hari ini regulasinya tidak jelas. Sementara itu, SKA ini sangat berguna sebagai dokumen ekspor barang dari Bengkalis, khususnya hasil pertanian dan perikanan.

“Regulasi untuk Surat Keterangan Asal (SKA) ini perlu disosialisasikan, nah disini terjadi kelemahan. Padahal Kementerian Pertanian sedang gencarnya melaksanakan gerakan 3 kali ekspor. Filosofinya mendorong para petani untuk menggiatkan ekspor dari Bengkalis tiga kali lipat, khususnya untuk produk unggulan,”kata penangung jawab wilayah kerja karantina pertanian Bengkalis Holland Tambunan, Rabu (18/3/2021) saat menerima kunjungan silaturrahmi Wakil Bupati Bengkalis.

Lebih lanjut Holland mengatakan, untuk wilayah Kabupaten Bengkalis. Saat ini kondisinya jauh sangat tertinggal dari wilayah Meranti, Dumai dan Rohil. Sebagai gambaran, hari ini kondisi pertanian kelapa sudah baik, hanya saja masih terjadi kelemahan, yaitu tidak adanya peremajaan. Begitu pula varian pinang.

“Hasil pertanian kita baik Kelapa kita sudah ok. Hanya saja peremajaan kelapa tak ada, pinang juga demikian, peremajaan masih stok lama, kapan kita mau meningkatkan hasil. Kemudian lagi, penambahan luas areal, padahal potensi Bengkalis bisa mendorong ekspor pertanian,”terangnya.

Program gerakan 3 kali ekspor ini filosofinya juga adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sambung Holland Tambuban.

“Filosofi gerakan 3 kali ekpore, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, jadi jangan hanya tengkulak saja yang untung, selama ini petani selalu dirugikan, sebab harga berada ditengkulak,”urainya.

Ia juga menambahkan, untuk ekspor di Pulau Bengkalis memiliki lima pelabuhan yang bisa menjadi sarana. Terutama jalur laut. Diantaranya di pelabuhan Sungai Kembung, Sungai Liong, Pelabuhan Camat TPI, Bandar Sri Laksamana (BSL) dan Bandar Sri Setia Raja (BSSR) Selatbaru. Permentan Nomor 20 Tahun 2019, perubahan ke empat, tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa.
 
“Lima pelabuhan ekspore kita mendukung itu,”kata Holland Tambunan.

Menyikapi hal itu, Wakil Bupati Bengkalis H Bagus Santoso langsung merespon, salah satu masukan soal peremajaan tanaman pertanian di Bengkalis, memang sangat minim sementara rentan dapat bantguan peremajaan, baik karet, pinang dan kelapa.

“Terima kasih atas masukannya, terkait peremajaan. Bengkalis sendiri kita akui sangat rentan dapat bantuan peremajaan, baik karet, pinang dan kelapa. Padahal ada dana besar. Kabupaten Bengkalis terendah perminataannya, hanya mendapatkan perhektar 4 jutaan. Maka perlu kita dorong  juga dinas perkebunan dan pertanian menjemput anggaran di APBN,”urainya.

Ditegaskan Bagus Santoso, potensi ekspor hasil pertanian ini sangat dinantikan serta perlu didukung penuh.

“Terus terang saya merinding mendengar potensi ekspor ini. Nanti kita akan sampaikan kepada Disperindag Bengkalis, ketika ada regulasi yang dibutuhkan oleh petani, pelaku ekspore, membawa barang-barang hasil pertanian, beri regulasinya, masak kita kita malah minta ke Kep. Meranti dan Dumai. Jika ingin nilai harga hasil pertanian kita meningkat, sebab kita memiliki potensi. Ada multiplier effect di tengah kondisi Covid-19, pelabuhan berjalan, buruh berjalan, petani juga meningkat ekonominya, ayo berkebun, ayo bertani,”tutup mantan wartawan Riau Pos ini, yang turut aktif dengan berkebun Talas Mexico seluas 75 hektar ini.

Usai mendengarkan masukan dari penangung jawab wilayah kerja karantina pertanian. Bagus Santoso langsung menuju ke kantor wilayah kerja karantina perikanan Bengkalis, yang lokasi kantornya berhadapan dengan dengan karantina pertanian.  Bagus Santoso juga menerima masukan yang sama terkait ekspor perikanan.(kr)

Berita Lainnya

Index