Heboh, Gagalnya Arif Melaju ke Final LIDA Indosiar

Kejanggalan Terungkap, Mulai dari SMS sampai Kehadiran Titiek Puspa

Kejanggalan Terungkap, Mulai dari SMS sampai Kehadiran Titiek Puspa

PADANG, RIAUREVIEW.COM - Gagalnya Arif melaju ke Grand Final LIDA Indosiar menyisakan tanya pada pendukungnya terutama masyarakat Minang. Tercium bau busuk dan tidak fair dalam penyelenggaraan LIDA tersebut mulai SMS voting Arif yang tidak bisa terkiri hingga kehadiran Titiek Puspa.

"Sebenarnya master mind LIDA Indosiar tidak perlu terpengaruh dgn performance Arif. Jika benar ada upaya menjegal Arif menang, maka LIDA Indosiar cacat mental. Tidak perlu lagi membuka peluang bagi orang seperti Arif, sebab hanya akan menyakitkan diri dan pendukungnya," gerutu Awaluddin dalam postingannya di FB.

Manajemen LIDA Indosiar harus menjelaskan perihal ini kepada publik, tegas Awe yang merasa tak enak dengan acara LIDA, tadi malam yang live di Indosiar.

“Dewan juri, khususnya Nazar harus belajar menghargai performance bukan dari bentuk, tapi nilai penampilan secara keseluruhan,” tegasnya.

Pada saat bangsa ini sedang berupaya membangun stigma positif dari dedikasi dan loyalitas kemampuan individu, ternyata masih ada stasiun tivi yg mempermasalahkan bentuk  di final LIDA Indosiar.,tuturnya mengingatkan.

“Sangat diskriminatif, saya benci LIDA Indosiar, dan saya minta Komisi Penyiaran menelusuri masalah ini, sebab telah menimbulkan kebencian orang Minang,” ujar wartawan non aktif ini.

Kita tidak menolak asumsi bahwa teman teman dari Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan juga berusaha memenangkan jagoannya dgn mengirimkan sms sebanyak2nya. Tetapi dalam kasus pengiriman sms utk Arif yang selalu gagal, sgt pantas orang dicurigai, ada apa dgn pooling sms Arif.

Jika malu telah melahirkan artis berbakat tapi buta, sebaiknya LIDA Indosiar melarang orang buta ikut mendaftar sejak awal. Tindakan tim pooling sms LIDA Indosiar dan sikap murahan dewan juri harus diusut, sebab tindakan ini sama sekali tidak profesional.

Saya mengerti dunia entertainment membutuhkan figur artis yang menarik secara fisik. Tetapi teman2 di manejemen LIDA Indosiar dan dewan juri harus ingat, bahwa filosofi cantik dan tampan dalam dunia show biz, tidak melulu menjadi tujuan. Paling penting itu adalah talentanya. Orang membeli karcis pertunjukan, bukan utk melihat susu montok, tapi nilai artistik dalam suara penyanyinya, gerutu Awe yang pernah lama di Batam.

LIDA Indosiar, tidak pantas lagi menjadi instrumen penggalian bakat penyanyi dangdut. Ini tidak lebih sekedar dagelan kosong artis murahan dan jorok mencari uang.

“Tutup LIDA Indosiar karena terbukti melanggar etik!,”tegas Awaluddin.

KEHADIRAN EYANG PUSPA

Sementara itu, Yurnaldi mantan Wartawan kompas menanggapi, Jika Nasar beri lampu hijau, maka kemenangan di tangan Arif, sebab SMS akhir Arif mendapat nomor dua terbanyak SMS. Jika ada SMS yang ditolak sebelum penutupan, maka patut dicurigai Indosiar dan pengelola SMS, apakah ada rekayasa untuk tujuan tertentu.

Menurut awak, Arif dikalahkan oleh kondisi fisiknya dibandingkan dua kompetitor lain. Pola penilaian yang terbuka seperti itu juga tak sehat. Karena penilaian seseorang bisa dipengaruhi penilaian dewan dangdut lain. Inul yang selalu pujikan Arif,. Berikan lampu hijau ke Rara, karena ada eyang  itik Puspa yang suka Rara.

Sementara Inul sudah dianggap anak oleh eyang Titiek Puspa. Tak mungkin Inul jadi anak durhaka….Patut diduga penilaian Inul dipengaruhi kehadiran eyang semalam. Yang membanggakan, Arif tetap berlapang hati dan tersenyum. Itulah rezeki dariNya untuk Arif.

Banyak postingan tentang kecurangan di LIDA ini. Sponsor Arif mempermasalahkan kecurangan ini

(Syafri Ario)

Berita Lainnya

Index