Aktivis Lingkungan ini Berharap Penataan Ekosistem Mangrove Sebagai Green Belt Penahan Abrasi

Aktivis Lingkungan ini Berharap Penataan Ekosistem Mangrove Sebagai Green Belt Penahan Abrasi
Defitri Akbar.(dok)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM —Aktivis lingkungan LSM Anak Negeri, Defitri Akbar berharap penataan ekosistem mangrove di Kabupaten Bengkalis digesa secepatnya. Hal itu disampaikan Defitri, Senin (1/11/2021).

Mantan Ketua KPU Kabupaten Bengkalis ini juga mengatakan, semakin tingginya minat masyarakat pesisir Kabupaten Bengkalis dalam pengelolaan ekosistem mangrove saat ini, sudah sepantasnyalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis memberikan perhatian lebih serius dengan menetapkan regulasi penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat.

“Saat ini hampir di setiap desa pesisir telah terbentuk kelompok pengelola/pelestari  ekosistem mangrove secara swadaya masyarakat. Kemampuan terbatas masyarakat saat ini perlu didukung insentif sebagai stimulasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis dan menetapkan penataan ekosistem mangrove sebagai road map pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan,”ujar pria yang akrab disapa Dedek ini.

Ia juga menjelaskan, bahwa valuasi ekosistem mangrove Kabupaten Bengkalis sangat tinggi, namun belum ada pemetaan dan penghitungan valuasi tersebut secara ilmiah/akademis untuk itu pemerintah daerah harus menjalin kemitraan dengan lembaga dan perguruan tinggi setempat, yang lebih memahami karakter sosiobudaya dan geografis Kabupaten Bengkalis secara konkret.

Penghitungan ini sangat penting, sambungnya, agar bisa memprediksi secara tepat hasil atau nilai ekonomis dari penataan dan pemanfaatan ekosistem mangrove tersebut.

“Kolaborasi partisipasi masyarakat dan fasilitasi stimulasi dari pemerintah daerah adalah hal yang wajib saat ini dalam rangka menjalankan prinsip good governance, yang berdampak positif terhadap upaya pemerintah dalam menangani abrasi pantai yang semakin meluas saat ini,”ungkapnya.(ra)

Berita Lainnya

Index