Berawal dari Satu Akun Twitter, Demo Rusuh di China Menggema ke Seluruh Dunia

Berawal dari Satu Akun Twitter, Demo Rusuh di China Menggema ke Seluruh Dunia
Demo tolak lockdown ini kota Urumqi, Xinjiang, China. ©Reuters

RIAUREVIEW.COM --Ketika demo besar terjadi di China bulan lalu, satu akun Twitter memiliki peran besar menyampaikan pesan para demonstran ke dunia luar.
 

"Guru Li bukan guru kalian", nama samaran pengguna Twitter asal China yang berbasis di luar negeri itu membagikan banyak video dan foto unjuk rasa yang pecah di seluruh China, menentang pembatasan Covid-19 yang sangat ketat.

Akun @whyyoutouzhele itu kini memiliki lebih dari 800.000 pengikut.

"Guru Li", begitu dia menyebut dirinya, mengatakan dalam sebuah wawancara, dia menganggap kemunculannya yang tiba-tiba menjadi terkenal sebagai kecelakaan yang lahir dari keinginan untuk berbagi realitas kehidupan di China.
 

Guru Li, yang menyelesaikan sekolah pascasarjana awal tahun ini, mengatakan dia memulai akun Twitternya sebagai akun pribadi yang berfokus pada renungan sehari-hari sebelum beralih mengunggah berita di China.

Sebelum demo anti-pembatasan Covid, pengikut Guru Li hanya sekitar 140.000 orang di mana dia kerap berbagi wawasan tentang cara kerja China modern.

Tapi titik balik bagi Guru Li terjadi pada 23 November ketika dia mulai berkicau dengan mengunggah video bentrokan antara polisi dan buruh di pabrik iPhone di kota Zhengzhou.

Merasa terdorong untuk membagikan sebanyak mungkin unggahan soal demo dengan dunia luar, Guru Li mengatakan dia tidur hanya beberapa jam hari itu.

Setelah demo di Zhengzhou, kebakaran blok apartemen yang mematikan di Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang pada 24 November semakin memicu meluasnya demo di seluruh negeri.

"Karena berita terus berdatangan dan informasi baru, saya menjadi pengikut dan secara bertahap mulai merekam sesuatu dari perspektif peliputan berita, tetapi saya tidak menyadari (demo) tidak akan berakhir, dari Foxconn (pabrik iPhone) hingga Urumqi dan kemudian semua kota besar di seluruh negeri," kata Guru Li kepada Al Jazeera melalui panggilan video.

Unggahan terbaru Guru Li menampilkan lebih sedikit pemikiran atau pengamatan pribadi yang mendukung keterangan berbasis fakta yang menyertakan tanggal, lokasi, dan ringkasan singkat peristiwa dalam cuplikan atau gambar.

"Saat Anda meliput, Anda perlu menghilangkan perasaan pribadi Anda tentang situasi tersebut, dan Anda tidak dapat mencampurkan pikiran pribadi Anda selama proses ini – sebenarnya tidak ada perasaan atau pikiran – karena terlalu banyak hal yang terus terjadi satu demi satu," jelasnya.

Guru Li mengatakan dia terkejut dengan spontanitas demo, meskipun pemerintah China mengklaim itu adalah upaya terkoordinasi "pasukan asing".

"Saya terkesan dengan perubahan sikap yang dimiliki setiap orang terhadap orang China. Di masa lalu, dalam komunitas Twitter Tionghoa, semua orang umumnya pesimis atau negatif. Semua orang berpikir mungkin sesuatu seperti 89-6-4 )Lapangan Tiananmen) mungkin tidak akan terjadi lagi karena orang Tionghoa menghadapi (kontrol sosial) tingkat tinggi," jelasnya.

“Tapi kali ini, di luar imajinasi banyak orang melihat begitu banyak orang turun ke jalan, ini adalah hal yang paling mengejutkan saya. Saya tidak menyangka akan melihat begitu banyak orang berdiri dan dengan berani meneriakkan slogan-slogan dan memperjuangkan hak-hak mereka."

Akun hilang dari pencarian

Dari Beijing sampai Shanghai dan Chengdu, para pengunjuk rasa menggunakan slogan-slogan identik dan mengangkat lembaran kertas kosong sebagai simbol perbedaan pendapat.

Di beberapa kasus, pengunjuk rasa tidak hanya menuntut pelonggaran pembatasan Covid, tapi juga kebebasan politik yang lebih luas dan bahkan menuntut Presiden Xi Jinping mengundurkan diri.

Guru Li mengatakan dia mendapat pesan-pesan ancaman di Twitter dan mendapat peringatana soal upaya peretasan terhadap akun Alipay dan aplikasi China lainnya.

Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya satu akun palsu muncul di Twitter sementara akun asli Guru Li menghilang dari hasil pencarian. Unggahan Guru Li dapat diakses dari tautan yang ada dan URL Twitter pribadinya masih tersedia.

Guru Li belum menanggapi pertanyaan tentang akunnya yang menghilang dari hasil pencarian, tetapi unggahannya di Twitter terus berlanjut.

 

 

 

Sumber: Merdeka.com

Berita Lainnya

Index