Tiga Dosen Unilak Raih Dana Hibah dari British Library Inggris

Tiga Dosen Unilak Raih Dana Hibah dari British Library Inggris

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Tiga dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak), yaitu Dr.Junaidi, Fikru, M.IP dan Idayanti, M.Hum berhasil meraih dana hibah dari British Library dari negara Inggris.

British Library merupakan lembaga perpustakaan milik pemerintah Inggris.

Dr. Junaidi menyatakan bahwa keberhasilan dosen Unilak meraik dana hibah ini membuktikan adanya kepercayaan institusi luar negeri terhadap kemampuan dosen Unilak. Ini tentu saja menjadi motivasi bagi dosen-dosen Unilak untuk meraih prestasi di luar negeri.

Menurut salah satu dosen FIB Unilak yang juga peneliti Fikru Mafar, M.IP menjelaskan latar belakang lolos hibah, proses hibah diawali dengan adanya pengumuman disitus British Library tentang dana hibah dibidang digitalisasi naskah dan kemudian tiga peneliti Unilak mengajukan proposal, diakhir tahun 2017 kita dapat pengumuman dari situs dan lolos dana hibah, dari pengumuman itulah hibah diberikan untuk 24 peneliti dan lembaga di seluruh dunia dan Indonesia hanya dua yang menerima, salah satunya tiga Dosen Unilak.

Fikru menjelaskan bahwa di Riau banyak naskah-naskah Melayu kuno yang tersebar di masyarakat. Oleh karena itu kita melakukan penelitian di Kab Kampar, naskah-naskah kuno yang telah berusia 200-300 tahun itu kemudian kita digitalisasi dan proses itu berlangsung dari bulan Oktober sampai April, Alhamdulillah hasilnya telah selesai. Hasilnya ini akan dilaporkan kepada British Library dan disimpan disana dan kita juga berkewajiban untuk menyimpan di Universitas kemudian juga akan kita serahkan juga ke Dinas Kebudayaan dan Museum di Riau" ujar Fikru yang Wakil Dekan II FIB Unilak.

Selama proses digitalisasi, ketiga peneliti ini juga dibantu oleh Jefri dan Iswanto untuk keluar masuk kampung-kampung yang tersebar di Kab Kampar, seperti Bangkinang, Air Tiris dll.

"Selama 7 bulan meneliti kita mendapatkan hibah dalam mata uang poundsterling  kita menerima 60 naskah kuno melayu yang telah berusia 200-300 tahun dan telah digitalisasi, dari penelusuran ini ternyata  Riau menyimpan banyak sekali naskah kuno dan budaya berupa tulisan tangan, seperti di Bangkinang Air Tiris dan Bukit Ranah.

Naskah ini kebanyakan disimpan oleh masyarakat secara turun-temurun.

Penelitian untuk pengajuan atas nama peneliti dan tetap sepengetahuan Institusi Unilak" tutup Fikru.

"Program digitalisasi naskah kuno ini sengaja kami persembahkan untuk  kemajuan kebudayaan di Provinsi Riau. Kami terus berupaya untuk mengangkat budaya Melayu ke dunia internasional" ungkap Dr. Junaidi yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Wilayah Riau.

Berita Lainnya

Index