Banjir Jalintim Surut, Roda 6 Tetap Dilarang Melintasi

Banjir Jalintim Surut, Roda 6 Tetap Dilarang Melintasi
Kendaraan antre saat macet panjang di Jl. Lintas Timur Km 83 Desa Kemang, Pelalawan, Ahad (4/2/2024). (Tim Rumah Relawan Dhuafa Pelalawan)

RIAUREVIEW.COM --Banjir yang melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Pelalawan surut 10 sentimeter (cm) pada, Ahad (4/2). Tapi, kondisi ini tak berpengaruh terhadap Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras. Tinggi air di jalan ini masih 70 cm-75 cm sehingga roda enam ke bawah dilarang melintas.

Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK didampingi Kasatlantas AKP Akira Ceria SIK MM menegaskan, penurunan tinggi permukaan air masih belum memberikan dampak yang menggembirakan, khususnya di Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras. “Jadi, kendaraan roda enam ke bawah masih kami larang untuk melintas di Jalintim KM 83 ini karena permukaan air masih tinggi,’’ ujarnya, Ahad (4/2).

Akira menambahkan, selain air yang masih tinggi, kondisi jalan yang mengalami kerusakan dan berlubang juga menjadi faktor kendaraan roda enam ke bawah dilarang melintas. Dikatakan Akira, jika memaksakan lewat maka kendaraan tersebut rawan terperosok, mati mesin atau mogok sehingga memperpanjang antrean kendaraan yang hingga kemarin masih padat merayap.

“Atas kondisi tersebut, moda transportasi masih dialihkan melalui Jalur Lintas Tengah Kabupaten Kuansing. Sedangkan untuk mengevakuasi mobil yang mogok atau rusak di lokasi banjir, maka masih tetap disiagakan satu unit alat berat jenis ekskavator dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan,” paparnya.

Mantan Komandan Batalyon (Danyon) C Pelopor Sat Brimob Polda Kaltim ini menegaskan, untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan kendaraan maka petugas gabungan yang berjaga di lokasi banjir sepanjang jalintim masih menerapkan pola buka tutup jalan. Ini dinilai cukup efektif untuk mengurai kemacetan, meski bergerak secara perlahan.

“Jadi, saat ini panjang antrean dari arah Kelurahan Sorek, Kecamatan Pangkalan Kuras menuju Kecamatan Pangkalankerinci telah mulai berkurang, yakni sepanjang 6 kilometer, tepatnya dari kilometer 84 Desa Kemang sampai kilometer 90 Desa Palas. Dan penumpukan kendaraan itu sudah berkurang dibanding dua hari sebelumnya yang mencapai 20 kilometer,’’ ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, Zulfan menjelaskan, berdasarkan penghitungan alat pengukur level debit permukaan air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton Kecamatan Langgam, ketinggian menurun 10 cm. “Debit air Sungai Kampar terpantau turun menjadi 4,12 meter dari sebelumnya setinggi 4,22 meter,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Zulfan, kondisi arus lalu lintas belum berjalan normal. Pasalnya, permukaan air yang masih cukup tinggi hingga saat ini masih cukup sulit dilalui kendaraan bermotor. ‘’Khususnya roda dua dan roda empat di Jalan Lintas Timur Km 83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras. Ketinggian permukaan air di jalan tersebut mencapai 70 cm lebih,’’ ujarnya.

Namun demikian,  Zulfan menambahkan, surutnya banjir ini membuat warga pengungsi kembali ke rumah mereka untuk membersihkan sisa banjir. “Dari total 603 KK dengan 1.430 jiwa para pengungsi, saat ini hanya tinggal 348 KK masih bertahan di tempat pengungsian yang disiapkan di masing-masing desa dan kelurahan,” paparnya.

Sementara itu, Camat Pangkalan Kuras, Sri Nursari menambahkan hingga kemarin, aktivitas dapur umum di Desa Terantang Manuk Kecamatan Pangkalan Kuras masih tetap berjalan untuk memberikan bantuan makanan siap saji buat warga yang terjebak antrean panjang kendaraan di lokasi banjir jalintim.

“Hari ini (kemarin, red), setidaknya ada 720 paket nasi bungkus dari dapur umum serta partisipasi donatur masyarakat Kecamatan Pangkalan Kuras yang telah dibagikan kepada warga di lokasi banjir. Kepedulian masyarakat di Kecamatan Pangkalan Kuras ini akan dilakukan hingga banjir surut total, atau setidaknya antrean kendaraan sudah tidak panjang lagi,” tuturnya.

Pintu Pelimpahan Waduk PLTA Diturunkan
Intensitas hujan di hulu waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar sudah mulai turun dan elevasi waduk juga turun. Pihak PLTA Koto Panjang pun menurunkan bukaan pintu pelimpahan setinggi 50 cm untuk dua dari lima pintu pelimpahan waduk (spillway gate), Ahad (4/2).

Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menjelaskan, sebelumnya dari lima pintu pelimpahan yang ada, hanya tiga pintu dibuka 50 cm. Namun, kemarin dua lagi pintu pelimpahan dibuka 50 cm. “Penurunan bukaan pintu pelimpahan dilakukan pukul 11.00 WIB. Total bukaan pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang 5x50 cm,” jelas Cecep.

Sementara itu, data dari Pusdalops PB BPBD Kabupaten Kampar, banjir yang melanda Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu sudah memasuki hari yang ke-47.Sedangkan banjir yang melanda Rantau Kasih, Kecamatan Kamparkiri Hilir sudah memasuki hari yang ke-30. Banjir juga melanda Desa Kota Baru Kecamatan Tapung Hilir sudah memasuki hari yang ketiga.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar Agustar melalui Kepala Satgas TRC Pusdalops PB Adi Candra menjelaskan, penyebab lama banjir yang melanda Desa Buluh Cina karena limpahan banjir dari Sungai Kampar dan Sungai Subayang. Biasa banjir di Desa Buluh Cina ini lambat surut ditambah lagi intensitas hujan yang masih tinggi.

“Penyebab banjir karena tidak ada lagi hutan yang menjadi serapan. Makanya sekarang hujan sebentar saja sudah langsung banjir. Karena itu perlu mitigasi untuk mengatasi banjir ini,” jelas Adi 

 

 

 

 

Sumber: riaupos.co

Berita Lainnya

Index