RIAUREVIEW.COM --- Universitas Lancang Kuning (Unilak) kembali menggelar wisuda bagi para lulusannya. Acara yang berlangsung meriah selama dua hari, 16-17 Oktober 2024 di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, Riau.
Wisuda kali ini, menjadi momen istimewa bagi 1.005 wisudawan yang berhasil meraih gelar sarjana. Satu di antara keunikan wisuda Unilak tahun ini adalah, perpaduan beragam budaya Indonesia.
Tarian tradisional seperti Tor-Tor, tari piring, dan Randai Kuansing turut memeriahkan acara. Bahkan, para wisudawan, orang tua, dan rektor pun ikut larut dalam tarian bersama, menciptakan suasana yang hangat dan akrab.
Seorang orang tua wisudawan, Korinah (usia 50 tahun) mengungkapkan kekagumannya atas penyelenggaraan wisuda Unilak. “Hari ini sangat membahagiakan. Acara wisudanya tidak kaku, kami sampai ikut menari Tor-Tor. Ini menunjukkan kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya.
Senada dengan Korinah, Aliva, seorang wisudawati, juga merasa terkesan. “Seperti berada di kampung halaman sendiri. Semua terasa begitu akrab dan menyenangkan,” ungkapnya.
Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa wisuda kali ini dirancang sebagai momentum untuk bergembira dan bersyukur. “Unilak berkomitmen menjadi kampus multikultural. Keberagaman budaya yang kita miliki adalah kekuatan besar,” tegasnya.
Disebutkan, alasan Unilak disebut sebagai kampus ragam budaya atau kampus multikultural, karena di Unilak ada banyak budaya, etnis dan agama, dan menyatu sama-sama menuntut ilmu.
"Dalam proses wisuda ini akan bisa melihat keberagaman budaya, ini merupakan penghargaan kami untuk keberegaman etnis budaya di Unilak maka ada slogan baru kampus kami, kampus multikultural," sebutnya.
Selain fokus pada budaya, Unilak juga memberikan perhatian besar pada kesejahteraan mahasiswa. Para wisudawan langsung menerima ijazah pada hari wisuda sebagai bentuk kemudahan layanan.
"Unilak juga berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, kata Prof Junaidi, tegas.
Lebih lanjut dikatakan Prof Junaidi, saat ini Unilak memberikan kesempatan kepada disabilitas bisa kuliah di Unilak. Sedikitnya ada 60 penyandang disabilitas berstatus sebagai mahasiswa Unilak Riau.
"Kenapa perlu kami tegaskan, ini adalah komitmen Unilak memberikan kesempatan, mereka [disabilitas] adalah anak-anak kita yang harus dapat layanan pendidikan di perguruan tinggi. Bentuk komitmenya adalah hadirnya layanan khusus bagi mahasiswa disabilitas, bahkan kami memberikan beasiswa bagi mahasiswa disabilitas sampai tamat," ucapnya.
Prof Junaidi juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan. Dijelaskan dia, bahwa di Unilak sudah tidak ada lagi penggunaan botol plastik. Para dosen, karyawan dan mahasiswa telah menggunakan tumbler.
“Unilak adalah kampus hijau. Kami telah mengurangi penggunaan plastik dan menyediakan fasilitas yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Pj. Gubernur Riau, Rahman Hadi, yang diwakili oleh Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Arden Simeru, turut hadir dalam acara wisuda. Dalam sambutannya, Arden menyampaikan selamat kepada para wisudawan dan mengapresiasi upaya Unilak dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Riau.
"Pemerintah Provinsi Riau juga berkomitmen untuk mendukung pendidikan di Riau dengan menyalurkan berbagai beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu," ucapnya.
Wisuda Unilak tahun ini tidak hanya menjadi momen perayaan prestasi akademik, tetapi juga menjadi ajang pergelaran budaya yang memperkaya semangat kebangsaan. Dengan komitmen yang kuat untuk menjadi kampus multikultural dan berkelanjutan, Unilak terus berupaya mencetak lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Sumber: Mediacenter Riau/MC Riau