RIAUREVIEW.COM --Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Provinsi Riau sudah usai digelar. Berdasarkan perhitungan cepat versi Lembaga Survey Indonesia (LSI) Deny JA, pasangan Bermarwah, Abdul Wahid - SF Hariyanto unggul 43,3 persen.
Raihan persentase ini jauh meninggalkan pasangan nomor urut 2 M Nasir-M Wardan dengan 31,37 persen serta pasangan nomor urut 3 Syamsuar-Mawardi dengan 25,32 persen.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau, Wijatmoko Rah Trisno, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran tersenggaranya Pilkada serentak di Riau, khususnya Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri). Didampingi oleh Muhammad Herwan, Wakil Sekretaris Apindo Riau Bidang Kebijakan Publik, Wijatmoko menegaskan harapan besar masyarakat terhadap pemimpin Riau yang baru.
Menurut Wijatmoko, pemimpin yang terpilih harus memahami persoalan-persoalan yang ada di Riau sekaligus mampu mengelola potensi sumber daya daerah.
"Pemimpin Riau harus tidak hanya menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga melakukan pembaruan untuk membawa kemajuan, sehingga rakyat Riau dapat hidup makmur dan sejahtera," kata Wijatmoko, Rabu (27/11/24).
Diharapkan, pemimpin baru Riau diharapkan mampu merangkul semua elemen masyarakat, khususnya pelaku usaha, untuk mempercepat pembangunan daerah. Hal ini dapat diwujudkan melalui kebijakan yang pro-bisnis dan investasi, serta penyusunan program pembangunan infrastruktur fisik dan ekonomi yang menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor-sektor ekonomi.
Wijatmoko juga menekankan pentingnya penyusunan dokumen strategis seperti Master Plan Infrastruktur, Blueprint Investasi, dan Grand Design Industri untuk memberikan arah yang jelas dalam pengembangan Riau ke depan.
Pada kesempatan ini, Wijatmoko juga menyatakan bahwa membangun perekonomian Riau, diperlukan langkah konkret untuk meninjau ulang regulasi yang tumpang tindih dan menghambat investasi. Hal ini bertujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengurangi biaya ekonomi tinggi, serta membuka peluang bisnis dan lapangan kerja bagi masyarakat.
Lima tahun ke depan, sektor industri dan pariwisata menjadi perhatian utama. Riau perlu menggeser fokus dari sektor minyak dan gas (migas) serta kehutanan, yang kini semakin menurun (sunset industry), menuju pengembangan industri hilir dan manufaktur.
Selain itu, Riau harus serius menggarap sektor teknologi informasi (IT) dan energi baru terbarukan sebagai bagian dari ekonomi masa depan. "Sektor ini tidak hanya menjadi tren saat ini, tetapi juga sangat penting untuk keberlanjutan ekonomi di masa mendatang," ujar Wijatmoko.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Riau diharapkan mampu menciptakan lompatan besar dalam pembangunan ekonomi yang lebih maju dan berdaya saing. **
Sumber: Riauterkini.com