Dari Dapur ke Pasar: KUB Graha Permai Hadirkan Jajanan Inovatif Berbahan Labu Kuning

Dari Dapur ke Pasar: KUB Graha Permai Hadirkan Jajanan Inovatif Berbahan Labu Kuning
Oleh: Fatkhurahman

RIAUREVIEW.COM --Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lancang Kuning (FEB Unilak) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang inspiratif. Kali ini, tim dosen yang diketuai oleh  Dr. Fatkhurahman bersama beberapa dosen FEB lainnya yakni Dr. Aznuriyandi dan Prof. Dr. Arizal, melaksanakan pelatihan inovasi produk pangan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Graha Permai, yang berlokasi di Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru. Kegiatan yang mengusung tema "Inovasi Jajanan Pasar Berbahan Dasar Labu Kuning (Waluh)" ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Para ibu rumah tangga yang tergabung dalam KUB Graha Permai diajak untuk menggali potensi lokal melalui pelatihan pembuatan jajanan kreatif berbasis bahan alami, yaitu labu kuning. Produk yang dihasilkan antara lain martabak shanghai labu, risoles labu, dan nugget labu, yang tidak hanya lezat dan bernilai gizi tinggi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara lebih luas.

Dr. Fatkhurahman menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kelompok usaha rumah tangga agar mampu melakukan inovasi sederhana berbasis lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah produk, daya saing, dan pendapatan keluarga. "Labu kuning adalah bahan pangan yang mudah didapat dan kaya manfaat. Melalui pengolahan yang tepat, produk lokal bisa memiliki nilai jual tinggi dan menjadi keunikan tersendiri di pasar," ujarnya. Kegiatan ini mencakup sesi edukasi tentang manfaat gizi labu kuning, praktik pembuatan produk, pengemasan, dan diskusi tentang strategi pemasaran sederhana. Tidak hanya berhenti di dapur, tim pengabdian juga mendorong peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan penjualan. Antusiasme peserta terlihat dari hasil evaluasi, di mana terjadi peningkatan signifikan dalam pemahaman konsep inovasi, keterampilan teknis, dan kemampuan menghadapi keluhan pelanggan.

Berdasarkan data evaluasi, skor pemahaman peserta terhadap konsep inovasi produk meningkat dari rata-rata 1,8 (sebelum kegiatan) menjadi 3,5 (setelah kegiatan). Temuan ini menunjukkan efektivitas pelatihan dalam membangun kesadaran dan keterampilan kewirausahaan berbasis potensi lokal. Peserta menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar pelatihan dapat berlanjut dengan pendampingan intensif, khususnya dalam pengembangan pemasaran digital dan legalitas usaha seperti PIRT dan label halal. "Kami sangat senang bisa belajar langsung dari dosen Unilak. Semoga usaha kami bisa terus berkembang dan dikenal lebih luas," ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung penguatan ekonomi lokal melalui program pengabdian kepada masyarakat, sebagaimana diamanahkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui kolaborasi antara akademisi dan pelaku usaha kecil, diharapkan semakin banyak inovasi produk lokal yang muncul dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.  Selain memberikan pelatihan teknis, tim pengabdian juga memperkuat pemahaman peserta terhadap pentingnya membangun brand lokal yang kuat. Dalam sesi diskusi, peserta diberikan wawasan tentang cara menciptakan identitas produk yang unik, memilih kemasan yang menarik, serta menentukan harga jual yang kompetitif. Dengan pendekatan yang sederhana dan praktis, peserta mulai menyadari bahwa keberhasilan usaha tidak hanya bergantung pada rasa produk, tetapi juga pada citra, konsistensi, dan kepercayaan pelanggan.

Ke depan, Dr. Fatkhurahman dan tim merencanakan program lanjutan berupa pendampingan intensif usaha mikro, termasuk pelatihan pemasaran digital, perencanaan usaha, dan pengurusan legalitas produk. Harapannya, produk-produk inovatif berbahan dasar labu kuning yang telah diciptakan tidak hanya menjadi konsumsi lingkungan sekitar, tetapi juga dapat menembus pasar ritel lokal dan platform digital. Dengan sinergi antara dunia akademik dan komunitas, kegiatan ini menjadi cerminan bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat.
 

Berita Lainnya

Index