RIAUREVIEW.COM --Kesadaran masyarakat tentang wakaf di Riau semakin menunjukkan geliat positif. Hal ini tampak dari antusiasme peserta dalam Pelatihan Dasar-dasar Wakaf yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lancang Kuning (FEB Unilak), Rabu (27/8/2025). Meski target panitia hanya 200 orang, jumlah pendaftar melonjak hingga 234 peserta daring, 398 tertulis, dan 179 di antaranya bertahan aktif sampai akhir acara melalui platform Zoom Meeting.
Wakaf di Masa Usman: Inspirasi Sepanjang Zaman
Acara ini dibuka dengan Keynote Speech oleh Dekan FEB Unilak, Dr. Dini Onasis, yang membawakan materi “Wakaf pada Masa Usman”. Ia menekankan pentingnya meneladani Khalifah Usman bin Affan RA, yang mewakafkan sumur Raumah di Madinah untuk kepentingan umat.
“Dari masa klasik hingga kini, wakaf terbukti menjadi instrumen yang tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan sosial dan ekonomi,” jelas Dr. Dini.
Narasumber Kompeten Hadir
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber utama yang telah lama berkecimpung dalam dunia wakaf.
Dr. H. Ade Chandra, SE, MMgt, CIRBD, CIRBC, CWC, CTMR, CIEP (Ketua MES Kota Pekanbaru) membawakan materi Pengenalan Dasar-dasar Wakaf. Ia menekankan bahwa wakaf harus dipahami bukan hanya sebagai ibadah, tetapi juga amanah yang memerlukan tata kelola modern dan akuntabel.
H. Budi Suhari, S.Pt., M.M., CWC® (Ketua Bidang Pembinaan Nazhir Wakaf dan Pengelolaan Aset Wakaf, BWI Riau) membahas Potensi & Pengelolaan Wakaf Produktif di Riau: Peluang dan Tantangan. Ia menyebut Riau memiliki potensi aset wakaf besar, mulai dari tanah, perkebunan, hingga wakaf tunai. Namun, tantangannya adalah meningkatkan kapasitas nazhir agar profesional dalam pengelolaan.
Diskusi Hangat dan Interaktif
Dipandu oleh Moderator Dr. Wita Dwika Listihana serta MC Dr. Afvan Aquino, diskusi berlangsung cair, cerdas, dan interaktif. Berbagai pertanyaan peserta menyinggung isu aktual, mulai dari regulasi, digitalisasi wakaf, hingga peluang kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah.
Ketua Panitia, Dr. Idel Waldelmi, mengaku bangga dengan antusiasme yang ditunjukkan peserta.
“Alhamdulillah, animo peserta melebihi ekspektasi. Ini bukti bahwa masyarakat Riau semakin peduli terhadap wakaf, tidak hanya sebagai amal, tapi juga sebagai solusi ekonomi umat,” ungkapnya.
Suara dari Peserta Nusantara
Menariknya, peserta tidak hanya berasal dari Riau, melainkan juga dari berbagai daerah di Indonesia.
I Gusti Made, tokoh muda asal Bali, menilai pelatihan ini membuka perspektif baru tentang wakaf tunai.
“Saya melihat peluang wakaf produktif bisa dikembangkan di sektor pariwisata Bali. Materi hari ini memberi saya banyak ide praktis,” ujarnya.
Nurhayati, praktisi KUA asal Lombok, mengatakan pelatihan ini sangat relevan dengan tugas sehari-harinya.
“Sebagai penghulu, saya sering bersinggungan dengan wakaf tanah masjid. Melalui pelatihan ini, saya memahami bagaimana pengelolaan wakaf bisa lebih produktif,” jelasnya.
Rahmat Hidayat, aktivis muda MUI Surabaya, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini.
“Saya melihat ini sebagai langkah penting untuk membangun literasi wakaf nasional. FEB Unilak berhasil menghadirkan narasumber yang kompeten dan pembahasan yang aplikatif,” katanya.
Siti Aisyah, anggota MUI Lombok Timur, menambahkan bahwa pelatihan semacam ini sebaiknya diperluas ke daerah-daerah.
“Potensi wakaf di daerah sangat besar, tapi masih banyak masyarakat yang kurang paham. Pelatihan ini bisa menjadi model replikasi di seluruh Indonesia,” tuturnya.
Menuju Ekosistem Wakaf Produktif di Riau dan Indonesia
Kegiatan ini menjadi pijakan penting bagi FEB Unilak untuk terus mendorong literasi wakaf di kalangan akademisi, praktisi, dan masyarakat luas. Dengan potensi besar yang dimiliki Riau dan daerah lain di Indonesia, pengelolaan wakaf yang produktif diharapkan mampu mendukung program pengentasan kemiskinan, pemberdayaan UMKM, hingga pembangunan fasilitas publik.
Sebagaimana ditegaskan para narasumber, membangun ekosistem wakaf produktif tidak bisa hanya mengandalkan semangat beribadah, tetapi juga harus diiringi dengan profesionalisme, transparansi, dan inovasi.
Melalui pelatihan ini, FEB Unilak menegaskan komitmennya untuk tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mengembangkan ekonomi syariah berbasis wakaf di Riau dan Indonesia.*