RIAUREVIEW.COM --Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai jika kekacauan yang terjadi di Indonesia juga ada andil dari menteri warisan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Pangi meminta Prabowo agar mencopot sejumlah menteri-menteri peninggalan era Jokowi tersebut.
Pangi merupakan Direktur Voxpol Center Research and Consulting, sebuah lembaga konsultansi politik.
Ia menyinggung jika Prabwo sudah seharusnya tak lagi mengasuh menteri "Geng Solo".
Menurut dia, tidak bisa ada loyalitas ganda, apalagi “matahari kembar” dalam pemerintahan.
Isu matahari kembar sempat mencuat beberapa waktu lalu.
Dua matahari itu dikaitkan dengan sosok Prabowo dan Jokowi.
Kemudian, Pangi menyebut korban-korban tewas bermunculan dalam demonstrasi belakangan karena Prabowo tidak mengendalikan penuh intelijen dan polisi.
“Kekacauan hari ini adalah kondisi bagaimana negara dibuat tidak kuat. Jadi, menurut saya memang harus diselesaikan,” kata Pangi dalam program Rakyat Bersuara di iNews, Selasa malam, (2/9/2025).
Lalu, pengamat asal Sumatra Barat itu menyinggung pernyataan-pernyataan nyeleneh dan kontroversial dari para menteri Geng Solo.
Salah satu menteri berkata seseorang akan lebih cepat meninggal jika memiliki ukuran pinggang tertentu.
“Terus ada yang bilang pendapatan Rp15 juta ke atas itu lebih pintar dan lebih sehat. Ngomong menterinya kayak begitu,” ujar Pangi.
“Ada tanah yang nganggur akan disita negara. Ada menteri yang unik lagi, Menteri Dalam Negeri, akhirnya ribut pulau ini dengan pulau ini. Hampir kedaulatan negara hancur.”
“Ada izin tambang tiba-tiba harus dicabut, di Raja Ampat. Padahal, Indonesia timur ini indah sedunia. Tambang kemudian dikeruk untuk sumber daya alam kita.”
Dia juga menyinggung menteri yang menaikkan tunjangan pejabat.
Di samping itu, dia meminta Prabowo tidak menyalahkan rakyat.
Prabowo lebih baik menyalahkan pembantunya atau menterinya.
Kata Pangi, kemarahan rakyat saat ini disebabkan oleh menteri-menteri Prabowo dan para anggota DPR yang tunjangannya terus dinaikkan.
Beberapa hari lalu Pangi berkata Prabowo kini berada di titik kritis dan momen historis.
Prabowo bisa memilih menjadi pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat, atau sekadar pemimpin yang melanjutkan warisan beban lama yang makin menambah kemarahan publik.
Pangi menyebut langkah tegas dan berani harus segera diambil oleh pemerintah agar negara tetap utuh.
"Kini sudah saatnya Prabowo menghentikan pola 'mengasuh' orang-orang warisan Jokowi," kata Pangi dalam keterangannya kepada Tribunnews hari ini, Minggu, (31/8/2025).
Aroma ketegangan antara Geng Solo dan Geng Kertanegara
Sementara itu, Muhammad Tri Andika, dosen Jurusan Ilmu Politik di Universitas Bakrie, mengatakan sudah tercium aroma ketegangan antara “kubu Solo” dan “kubu Kertanegara” setelah eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel diringkus.
Noel yang merupakan pendiri Jokowi Mania, kelompok relawan pendukung eks Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu malam, (20/8/2025)
KPK menangkap Noel karena dia diduga terlibat dalam kasus pemerasan untuk pengurusan sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Sekarang Noel sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Ketika ditanya apakah kasus Noel merupakan sinyal bahwa "geng Solo" akan dibersihkan dari kabinet Prabowo, Andika berkata ketegangan antara Solo dan Jakarta belum keluar.
“Ketegangan politik antara Solo dan Jakarta, Solo-Kertanegara, memang belum keluar, tetapi aromanya sudah sangat-sangat [tercium]. Dan ini tidak bisa dinafikan. Pasti ini ada suasana konfliktual antara Solo dan Kertanegara,” ujar Andika dalam program Apa Kabar Indonesia di tvOne, Minggu, (24/8/2025).**
Sumber: Riau24.com