RIAUREVIEW.COM --Krisis penyeberangan Roro Bengkalis kembali memuncak. Sudah tiga hari ratusan kendaraan tertahan di Pelabuhan Air Putih-Sungai Selari. Truk pengangkut telur, sawit, hingga ekspedisi menumpuk tanpa kepastian, sementara kerugian rakyat kecil terus bertambah.
Seorang warga Bengkalis, Fazila dan Ghina, meluapkan amarahnya di media sosial. Ia menuding Dinas Perhubungan Bengkalis tak mampu bekerja mengatasi kekacauan penyeberangan.
“Dengan hormat, kepada ibuk bupati dan kepala dishub, tolonglah seberangkan mobil telur ini. Sudah tiga hari di pelabuhan, apa tak kasihan sama kami rakyat kecil? Kalau begini bisa rusak telur kami. Tolong kasih kebijakan yang jelas. Apa salah kami rakyat kecil ini?” tulis akun tersebut penuh emosi dengan 44 dikomentari dan 108 disukai netizen pada Rabu (10/9/2025).
Nasib serupa dialami Mahmud, warga Pekanbaru. Ia mengaku hidup seadanya di pelabuhan karena dua hari tertahan bersama barang ekspedisi.
"MCK masih aman, tapi makan sulit. Terpaksa bawa kompor sendiri. Kalau tidak, uang habis dan bisa tidak makan," ujarnya. Mahmud menilai pelayanan Roro Bengkalis bukannya membaik, justru makin mundur.
Kerugian juga diderita para sopir truk pengangkut sawit. Siswadi, salah seorang sopir, mengatakan buah sawit yang ia bawa sebagian membusuk karena terlalu lama menunggu.
"Bawa 7 ton, pabrik hanya terima 5 ton. Sisanya rusak, terpaksa dibawa balik," keluhnya. Ia menuntut Pemkab Bengkalis menambah minimal 2-3 kapal agar hasil perkebunan rakyat tidak terbuang sia-sia.
Ironisnya, hingga kini Dishub Bengkalis hanya mengandalkan dua kapal. Satu kapal tambahan yang dijanjikan masuk beroperasi sejak awal September ternyata masih dalam tahap perbaikan.
"Belum ada tambahan, hanya dua kapal yang standby," akui Kepala UPT Roro Air Putih-Sungai Selari, Rasmiati.
Publik pun semakin menyorot kinerja Kepala Dinas Perhubungan Bengkalis, Adi Pranoto, yang sudah lebih dari dua tahun menjabat. Alih-alih membenahi, pelayanan Roro justru semakin semrawut.
"Bupati Bengkalis Kasmarni harus segera turun tangan. Evaluasi total pejabat Dishub tidak bisa ditunda lagi. Kalau dibiarkan, rakyat kecil akan terus jadi korban," desak warga.
Kini, pelayanan Roro Bengkalis bukan hanya soal antrean panjang, tapi sudah menjadi persoalan serius yang memukul ekonomi masyarakat. Yang ditunggu rakyat jelas, solusi nyata, bukan janji manis.
Sumber: Riauaktual.com