RIAUREVIEW.COM --Krisis armada penyeberangan Roro Bengkalis kembali memicu antrean panjang dan ketidaknyamanan bagi pengguna jasa penyeberangan.
Hanya satu kapal yang beroperasi sejak Jumat (31/10/2025) malam, membuat banyak penumpang terpaksa bermalam di pelabuhan, termasuk Linda (38), warga Dumai yang hendak pulang bersama keluarganya.
Linda, yang datang ke Pulau Bengkalis untuk menjenguk anaknya di pondok pesantren, harus tidur beralas seadanya di teras musala pelabuhan bersama suami, anak, dan orangtuanya.
“Kalau dibilang dingin ya dingin, tapi mau bagaimana lagi. Mobil sudah masuk antrean, sabar aja tunggu giliran nyeberang,” ujarnya.
Malam Panjang di Pelabuhan
Linda tiba di Bengkalis pada Jumat siang pukul 14.00 WIB dan sempat menikmati penyeberangan yang lancar saat berangkat.
Namun saat kembali ke pelabuhan sekitar pukul 18.30 WIB, antrean sudah padat. Malam itu, ia baru mendapat kabar bahwa hanya satu kapal yang beroperasi.
“Siang kemarin kami lancar, karena kapal dua. Pas pulang, antrean sudah padat. Malamnya baru tahu kapal tinggal satu,” jelasnya.
Kondisi ini memaksa Linda dan keluarga bermalam di pelabuhan, menambah beban pengeluaran yang tak terduga.
Untuk makan dan belanja anak selama menunggu, ia mengaku sudah menghabiskan sekitar Rp 2 juta.
“Kami lima orang, anak kami umur tujuh tahun ikut juga. Harga makanan cukup mahal di sini,” keluhnya.
Biaya Membengkak
Selain kebutuhan makan, Linda juga harus menanggung biaya sewa mobil yang awalnya direncanakan hanya satu hari.
Kini sudah masuk hari kedua, dengan biaya mencapai Rp 500 ribu dan berpotensi bertambah.
“Kalau bisa lepas hari ini, jangan nambah lagi biaya rental. Kalau nambah, makin berat,” ujarnya.
Linda berharap Pemerintah Kabupaten Bengkalis segera membenahi sistem penyeberangan Roro, terutama penambahan armada kapal agar tidak terjadi antrean panjang seperti ini.
“Kami orang luar maunya keluar masuk Bengkalis gampang. Kalau seperti ini, bukan cuma waktu yang habis, tapi juga biaya. Apalagi bawa anak kecil,” tutupnya.
Kisah Linda menjadi potret nyata dampak keterbatasan layanan publik terhadap masyarakat.
Perbaikan sistem dan penambahan armada Roro Bengkalis kini menjadi harapan banyak pihak agar mobilitas warga tidak lagi terhambat.
Sumber: SMNews.com

