RIAUREVIEW.COM --Angkatan Muda Satkar Ulama Indonesia (AMSI) Riau menyoroti langkah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang menunjuk Ahmad Doli Kurnia sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Ketua DPD Partai Golkar Riau menggantikan Syamsuar. Keputusan tersebut dinilai sebagai bentuk intervensi yang berpotensi menghambat proses konsolidasi kader di daerah.
Ketua AMSI Riau, Yudi Utama Riau, yang juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Riau–Kepri, menyayangkan sikap DPP yang dinilai kurang menghargai proses internal dan dinamika kaderisasi di tingkat daerah.
“Proses lahirnya pemimpin partai di daerah semestinya berasal dari konsolidasi akar rumput, bukan melalui keputusan sepihak dari pusat. Jika pola seperti ini dibiarkan, kader di bawah bisa kehilangan semangat juang dan loyalitasnya terhadap partai,” tegas Yudi, di Pekanbaru, Minggu (3/11).
Menurut Yudi, Golkar sebagai partai besar yang sarat pengalaman seharusnya menjadi contoh dalam membangun tradisi kaderisasi yang demokratis dan partisipatif.
“Kami menghargai kewenangan DPP, tetapi di saat yang sama, kader di daerah juga perlu diberi ruang untuk menentukan arah dan masa depan partainya sendiri. Terlebih, Syamsuar bukan sosok baru — beliau sudah lebih dari 45 tahun mengabdi untuk Partai Golkar,” ujarnya.
Yudi menilai bahwa keputusan menunjuk PLT tanpa proses komunikasi yang terbuka hanya akan menimbulkan kesan bahwa suara kader diabaikan.
“Hal seperti ini bisa berdampak buruk bagi konsolidasi partai di daerah. Jika militansi kader luntur, bukan tidak mungkin akan muncul gelombang kekecewaan bahkan perpecahan internal,” tambahnya.
Karena itu, AMSI Riau mendorong agar DPP Golkar segera membuka ruang musyawarah yang sehat untuk menentukan Ketua DPD Golkar Riau definitif melalui mekanisme konsolidasi dan partisipasi kader di daerah.
“Kami mendorong DPP untuk mengembalikan marwah proses kaderisasi partai di daerah. Golkar akan kuat bila kadernya merasa dihargai, bukan diarahkan dengan intervensi dari atas,” tutup Yudi.

