Mengenal Metode Miyawaki, Jurus Jepang Menghutankan Lahan Dalam Hitungan Tahun

Mengenal Metode Miyawaki, Jurus Jepang Menghutankan Lahan Dalam Hitungan Tahun
Ilustrasi Hutan di Jepang. Foto : Istimewa/SM News.com

RIAUREVIEW.COM --Jepang tidak hanya dikenal berkat kemajuan teknologi dan etos kerja masyarakatnya yang tinggi. 

Negeri Sakura juga menjadi panutan negara-negara di dunia karena mampu mengembangkan metode Miyawaki.

Teknik tersebut dapat mengembalikan pohon-pohon menjadi sebuah hutan dalam hitungan tahun tanpa harus menunggu hingga berabad-abad. 

Metode Miyawaki juga memungkinkan tumbuhan yang ditanam membentuk hutan kecil di lahan terbatas, termasuk di kawasan perkotaan yang padat penduduk dan dipenuhi gedung-gedung.

Lalu, bagaimana cara kerja metode Miyawaki? 

Cara Kerja Metode Miyawaki 

Sesuai namanya, metode Miyawaki diciptakan oleh profesor ekologi tumbuhan di Universitas Nasional Yokohama bernama Akira Miyawaki pada tahun 1970-an. 

Dikutip dari Japan Times, Sabtu (30/7/2022), metode Miyawaki mendorong penanaman pohon dan semak asli secara padat dan acak untuk memerangi deforestasi. 

Campuran tanaman tersebut, yang biasanya terdiri dari 10 hingga 30 spesies berbeda, disesuaikan dengan iklim dan kondisi geologi lokasi penanaman. 

Metode ini bertujuan menciptakan hutan tahap dewasa atau klimaks yang dapat bertahan ratusan hingga ribuan tahun. 

Anakan pohon yang dipilih secara acak dari berbagai jenis ditanam tiga bibit per meter persegi.  

Area tanam kemudian diberi mulsa tebal yang berasal dari jerami atau bahan alami setempat dengan tujuan menekan gulma dan menjaga kelembapan tanah. 

Setelah melalui tiga tahun awal proses penyiangan dan penyiraman, hutan yang tumbuh menggunakan metode Miyawaki dapat mempertahankan kawasannya sendiri.  

Hal tersebut dapat terjadi karena pohon-pohon yang tumbuh akan menaungi gulma baru dan berkembang rata-rata satu meter setiap tahun. 

Dengan metode Miyawaki, hutan dapat tumbuh dalam hitungan tahun atau beberapa dekade tanpa harus menunggu ratusan tahun. 

Ciri khas hutan yang tumbuh melalui metode ini adalah tegakan rapat dengan spesies beragam yang ditanam secara acak. Hal ini mencerminkan karakter hutan alami yang sudah matang.

Selain itu, ruang sempit dengan berbagai jenis tanaman membuat setiap tumbuhan saling bersaing sekaligus berkolaborasi. 

Dengan begitu, masing-masing tumbuhan dapat membentuk jalinan kehidupan yang kompleks, baik di atas permukaan tanah maupun di bawahnya.

Kemampuan hutan Miyawaki dalam menahan air dan menjaga stabilitas tanah membuatnya cocok diterapkan di lereng yang rentan longsor akibat deforestasi maupun di daerah yang selama ini hanya ditanami monokultur. 

“Setiap pohon memiliki strategi pertumbuhan yang berbeda," kata profesor emeritus di Universitas Nasional Yokohama dan mantan rekan peneliti Miyawaki, Kazue Fujiwara.

"Misalnya, pohon ek hijau abadi tumbuh hingga 20 atau 25 meter dan memiliki akar tunggang yang sangat dalam. Camelia, di sisi lain, adalah pohon lapis di hutan klimaks. Sistem akarnya lebih dangkal yang menyebar dan memungkinkannya hidup berdampingan dengan pohon-pohon besar. Sistem akar yang dangkal dan dalam ini membentuk jaringan yang menstabilkan tanah dan menjaga kadar air,” pungkasnya. 

Bisa Diterapkan di Perkotaan

Berdasarkan laporan BBC, Kamis (11/9/2025), metode Miyawaki menemukan perannya di kawasan perkotaan.  

Tanaman yang tumbuh cepat lewat metode Miyawaki mampu menghadirkan ruang hijau yang menenangkan di tengah padatnya kota. 

Sejumlah temuan juga menunjukkan bahwa hutan mini Miyawaki merupakan cara yang sangat efektif untuk menumbuhkan ruang hijau berukuran kecil. 

Laporan Tree Council tahun 2023 di Inggris mengungkapkan bahwa hutan Miyawaki lebih tahan terhadap kekeringand an memiliki tingkat keanekaragaman hayati lebih tinggi. 

Selain itu, biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibanding hutan kecil yang ditanam dengan metode konvensional.

 

 

 

 

Sumber: SM News.com

Berita Lainnya

Index