aku lewati pinggiran jalan
terlihat warna-warni bertengger
terbentang rapi memuat gambar
seakan bicara dengan rayuan
gambar itu seakan hidup
berdiri diterik panas matahari
berjemur di siang hari
banyak yang bilang sebagai pelengkap
banyak pelintas jalan terharap-harap
jika nanti jadi, jangan lupa diri
apatah lagi sampai tak tahu diri
rakyat tak perlu engkau cakap
yang diperlukan engkau mengerti
memahami amanah yang diberi
tanpa harus rakyat mu mengecap sikap
hari ini kau segalanya bagiku
tapi lusa bagaimana pula
apakah senyum mu masih menyala
atau hanya sesaat butuh suara saja
banyak janji banyak dosa
untuk apa itu semua bagimu
tak cukupkah modal dosa itu untukmu
mengantarkan jasadmu ke panasnya api neraka
kata idaman jadi slogan
kursi dewan hanya jabatan saja
tak ubah lancang kuning bernakhoda
jika salah haluan tentu salah tujuan
semoga gambar wajah berwarna itu ingat
jika diberi amanah nanti tak lupa diri
ketemu tak dapat, hilang dicari
sampai-sampai lupa adat
gambar berwarna bernomor indah
warnanya seindah angan-angan
untuk mu wahai calon dewan idaman
jangan lupakan akidah dan istiqomah
Bengkalis, 30/01/2019, Sukardi : Jurnalis Posmetro Mandau (Rumah Sastra Bengkalis)

