DBD Serang Anak di Mandau

DBD Serang Anak di Mandau
Wabah DBD: Nayara Alula Farzana (5) dan Abdila Abqori (1 tahun 6 bulan) kedua anak tersebut menjalani perawatan di Rumah Sakit Thursina Duri. (Abadi)

MANDAU, RIAUREVIEW.COM -Wabah demam berdarah dengue (DBD) menyerang dua orang anak di RT 02, RW 05, Kelurahan Air Jamban, Kecamatan Mandau. Nayara Alula Farzana (5) dan Abdilah Abqori Afkar (1 tahun 6 bulan) kedua anak tersebut menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Thursina Duri sejak Jumat (8/2/2019) lalu.

Ibu korban Dina kepada wartawan mengatakan, awalnya kedua anaknya ini mengalami demam tinggi. Sempat diberi obat demam, panas anak hilang. Namun, malam harinya kambuh dan terpaksa kedua anaknya itu dilarikan ke RS terdekat.

Menurutnya, hasil pemeriksaan medis dari dokter dinyatakan mengalami gejala DBD. Kondisi ini didapat dari naik turunnya trombosit setelah dilakukan cek trombosit selama masa perawatan. Untuk menguatkan hasil pemeriksaan, kedua anaknya itu diambil sample darah, Sabtu (9/2/2019) lalu.

“Saya berharap anak saya segera cepat sembuh. Memang hari ini masih menjalani perawatan,”ungkap Dina didampingi ibunya Ratnis, Selasa (12/2/2019).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Bengkalis dr. Ersan Saputra TH melalui Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Mandau drg. Ema Rayanis, Selasa (12/2/2019) saat dikonfirmasi wartawan mengaku belum menerima laporan dari pihak rumah sakit tempat dirawatnya kedua anak yang terserang gejala DBD tersebut.

Menurut Ema, sebaiknya keluarga anak meminta pihak RS melaporkannya ke UPTD Puskesmas Mandau untuk segera diambil tindakan, baik dari penyuluhan dan perencanaan fogingg sesuai dengan SOP.

“Belum laporan belum kita terima soal itu. Memang asal ada yang dirawat, jika baru gejala tidak semua pula dinyatakan DBD. Walau hari secara musim, Januari 2019 ini memasuki musimnya, dimana genangan air terjadi, penumpukan kaleng dan sampah sembarangan. Jika di Puskesmas ini kita terus lakukan penyuluhan keliling,” kata Erna.

Soal fogging, Ema Rayanis mengutarakan, penyemprotan atau pemberian fogging bisa dilakukan di daerah yang terindikasi sesuai dengan SOP. Karena, fogging ini tidak sembarang diberikan. Sebab, fogging sendiri mengandung racun yang tidak baik untuk kesehatan manusia juga.

“Kita coba membuka ruang kesadaran masyarakat. Kemudian, tim kita juga biasanya jika mendapati laporan adanya wabah DBD disuatu tempat, tim akan turun ke lokasi,” katanya lagi.

Ditanya jumlah warga yang terserang wabah DBD di Mandau. Ema mengatakan, setiap tahun tetap ada yang terserang DBD di semua kelurahan.

“Kondisi cuaca hari ini memang dikuatirkan wabah DBD meningkat, musim hujan air tertampung dan tergenang. Maka dari itu, saya minta masyarakat tetap perhatian tiga enklusif yang penyuluhan kita sampaikan,” tandasnya. (kr/ab)

Berita Lainnya

Index