Minggu 4 Februari 2018 riaureview.com melakukan wawancara esklusif dengan PERWASI (Perjuangan Warga Transmigrasi Republik Indonesia) yang saat ini dipimpin oleh Tatang Suprayoga, S.H., M.H. selaku Ketua Umum. Kandidat Doktor ini, selain aktif di PERWASI juga merupakan akademisi (dosen) sekaligus menjabat Ketua Badan Hukum dan Etika (BHE) Universitas Lancang Kuning, serta profesional selaku Advokat.
Jelang Pilkada Gubernur Riau Tahun 2018 riaureview.com perlu mengulas komentar PERWASI karena memiliki massa terbesar kurang lebih 50 % penduduk Riau. Oleh karena itu, massa PERWASI patut diperhitungkan simpatinya karena memilik karakter massa setia pada arahan pimpinan, tokoh dan sesepuh yang dijadikan panutan warganya. Berikut petikannya:
Terkait Pilkada di Riau 2018 mendatang apa harapan warga transmigrasi?
Terkait Pilkada mendatang selaku warga transmigrasi mengharapkan calon Gubernur bila terpilih harus membuat kebijakan yang berpihak bagi masyarakat eks transmigrasi di Riau, sebab 50 % penduduk Riau merupakan eks warga transmigrasi. Kebijakan Gubernur sangat menentukan nasib warga eks transmigrasi yang rata-rata tinggal di daerah pinggiran. Kebijakan seorang gubernur akan menentukan nasib eks transmigrasi sehingga pembangunan harus diperhatikan seperti jalan. Karena eks transmigrasi rata-rata merupakan petani sawit membutuhkan infrastruktur untuk memobilisasi hasil panen, pupuk dan lainnya. Kemudian memperhatikan SDM terutama pendidikan dengan menambah jumlah sekolah mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Ke depan warga eks transmigrasi tidak lagi bergantung pada sawit, tetapi mesti SDM. Sampai saat ini PERWASI belum menentukan pilihan calon yang akan didukung. Namun, bagi PERWASI kriteria calon gubernur harus cinta Pancasila, taat hukum, memperhatikan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan ekonomi. Silahkan siapa saja Putra terbaik Riau maju yang penting memperhatikan masyarakat Riau secara umum dan masyarakat eks transmigrasi secara khusus.
Pada zaman Orde Baru transmigrasi sangat diperhatikan, program pertanian dibangun secara konsisten dalam rangka mencapai swasembada pangan, karenanya infrastruktur pertanian dibangun, seperti irigasi dan sarana pendukung lainnya. Apakah masih diperlu dilanjutkan?
Menurut PERWASI tetap diperlukan. Sekarang masyarakat Riau lebih dominan berkebun sawit. Dalam era sawit ini, pada sisi lain membuat lahan sawah semakin kecil. Kita meminta pada Gubernur ke depan untuk memperhatikan ini, sehingga membatasi siapapun yang menanam sawit, tetapi harus ada perimbangan antara lahan sawit dengan persawahan. Lahan yang saat ini sawah jangan dibuat sawit, ini kurang baik, hal ini akan mempengaruhi aspek ekonomi ke depan. Kita berharap lahan yang alokasinya persawahan agar tetap eksis. Karena itu, sangat perlu untuk kita sekarang. Jadi, pengalokasian tata letak pertanian mohon agar diperhatikan.
Apakah hal yang mendesak bagi warga eks transmigrasi?
Persoalan yang mendesak adalah ekonomi terkait fluktuasi harga sawit. Untuk mengendalikan harga sawit perlu pengawasan dari pemerintah agar sawit dikontrol. Sehingga tidak naik turun seperti sekarang ini. Hal ini sangat merugikan petani sawit. Infrastruktur jalan harus bagus untuk mendukung distribusi sawit. Pembeli yang tidak prosedural itu agar dibatasi yang sekarang sering mengendalikan harga sawit secara tidak sehat. Agar harga sawit tidak dipermainkan oleh cukung-cukong yang tidak sehat, maka Gubernur ke depan harus memperhatikan pengawasan harga sawit. Kadang kita lihat harga sawit itu bagus, tetapi karena tidak akses langsung distributor jadi harga dipermainkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Harapan PERWASI di atas setidaknya menjadi perhatian calon Gubernur untuk meraih simpati eks transmigrasi. (ald)