MENGAPA BUMI INI ADA?

MENGAPA BUMI INI ADA?

Sebelum ingin tahu segala yang ada dihadapan dan sekelilingmu, sebelum engkau menyikap tabir demi menuju Tuhanmu, sejenak hendaklah engkau renungi sebuah pertanyaan kecil di atas. Mengapa ada semua yang engkau saksikan? Mengapa ada kehidupan sebesar ini? Bila malam datang, dengan kecerahannya akan terlihat banyak bintang bertaburan berkelap-kelip penuh keindahan. Berputar ia dengan jumlah yang tak terhingga, menerangi di sela-sela kegelapan dan hitamnya malam dalam sebuah wujud semesta yang tak berbatas. Ketahuilah sampai kapan pun tidak akan di antara manusia yang mengetahui sampai titik mana batas dan luas matematikanya. Karena ukuran dan satuan yang engkau kenal amatlah kecil dan tak akan mampu membulatkannya dengan sebuah angka. Kecuali engkau mau memperbesar ukuran dan satuan yang engkau  ketahui.

Firman Allah:

“Wahai ma’siral jin dan manusia apabila engkau mengaku bisa melintasi penjuru langit maka silahkan engkau melintasinya. Maka pasti hukumnya engkau tidak akan sanggup untuk melintasinya, melainkan dengan kekuasaan-Nya” (Q.S. Ar Rahman : 33).

Langit yang engkau kenal selama ini saja tidak akan mampu engkau lintasi, walau menggunakan teknologi tercanggih apapun. Apalagi langit sesungguhnya yang tidak pernah terlintas dalam pengetahuanmu. Bukankah sudah banyak pakar dan ahli fisika mencoba meneliti antariksa  yang teramat luas, terdiri dari apa yang dinamakan galaksi. Ketika pandangan mata tidak lagi mampu menembusnya maka digunakan teleskop  untuk mengetahui hal ikhwal mengenai alam semesta ini. Berbagai temuan modern melengkapi optik elektrikal mutakhir telah digunakan untuk memberikan pandangan yang jelas tentang alam semesta ini. Semua itu, tetap tidak akan sanggup  menyimpulkan seluruh kenyataan yang ada di angkasa raya sana.

Apabila siang hadir disetiap pagimu, engkau saksikan Matahari menerangi Bumi, dengan sinarnya ia awali kehidupan dari setiap mahluk untuk melakukan aktivitasnya. Tumbuhan mulai melakukan persiapan untuk memasak makanan dengan memanfaatkan sinar itu. Kicauan burung berselang saling dan bersahutan mengiasi pagimu dengan lagu kerinduan, keceriaan, dan kebahagiaan yang liriknya belum dapat engkau pahami.

Bumi tempat engkau berpijak bermilyaran manusia hidup dengan segala persoalan yang masing-masingnya tak pernah sama. Wajah, tingkah, gerak, lenggok, dan tabiat berlainan satu dengan yang lainnya. Kesibukan dan kehidupan pun tak sama. Pernahkah engkau berpikir adakah orang yang betul-betul sama dengan dirimu di dunia ini? Bila engkau pikirkan itu, jawabannya tetaplah tidak akan ada.

“Dan pada dirimu sendiri tidakah engkau perhatikan?”.

Engkau adalah salah satu bagian terkecil dari sekian banyak makhluk yang mendiami Bumi ini. Bila diingat asal kejadianmu, engkau berasal dari setetes air yang dianggap akalmu sebagai  simbol kekotoran, itulah air mani (sperma). Dari air ini engkau dijadikan, kemudian disempurnakan kejadianmu sehingga engkau bisa melihat, mendengar, dan mempunyai perasaan. Engkau menjadi seorang yang ceria, bertingkah dengan segala keluguan dan kelucuan. Ingatlah ini bukan khayalan, ini adalah kenyataan, karena inilah keadaan yang harus engkau akui. Bila ini tidak engkau akui maka engkau adalah golongan orang yang lupa asal kejadiannya. Itulah orang yang sedang lupa diri dan mabuk.

Lalu, untuk apakah engkau hadir di dunia ini, sebelumnya engkau dimana? dan sekarang engkau ingin kemana?

Mungkin pertanyaan ini sering engkau dengar, namun tidak pernah dihayati dan direnungi dengan sebenarnya. Disela kesibukanmu mencari dunia dan rezekimu, di antara seluruh persoalan yang sedang menghimpitmu, diantara bayangan orang-orang yang dekat dan menyayangimu serta orang yang sedang membencimu. Hendaklah sebuah pertanyaan itu engkau jawab dengan tulus wahai manusia.

Alam semesta ini bila dilebur akan engkau saksikan setiap bagiannya disusun oleh atom-atom. Atom-atom itu terdiri dari proton, elektron, dan neutron. Elektron itu mengitari inti atom (proton), sementara neutron mengimbangi daya tarik yang terjadi antara proton dengan elektron, sehingga keseimbangan rotasi tetap terjaga. Keseimbangan inilah yang membangun seluruh bentuk yang bersifat lahiriah yang engkau lihat. Apakah itu batu, gunung, air, udara, dan sebagainya. Jangan engkau salah memandang dengan mengatakan tidak ada lagi bagian yang lebih halus di atas proton itu. Masih ada tingkatan-tingkatan selanjutnya lagi yang lebih halus daripada itu.

Sesungguhnya diciptakan alam ini dengan hukum yang jelas, yang ringan ke atas yang berat ke bawah.

Firman Allah:

“Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian ia bersemayam di atas “Arsy. Tidak ada selainnya seseorangpun penolong dan pemberi syafaat. Maka tidaklah engkau perhatikan”? (Q.S. As Sajadah :4).

Bumi dan alam semesta ini dibentuk dan disusun oleh partikel-partikel kecil yang jumlahnya tak terhingga. Partikel itu bukanlah butiran. Akan tetapi, unsur yang halus penyusun unsur yang kasar agar bisa dirasakan dengan nyata olehmu. Bila partikel tersebut engkau lewati maka akan ditemui unsur yang lebih halus yang tidak dapat lagi engkau saksikan dengan alat pembesar (mikroskop) yang ada sekarang ini dan juga tidak bisa engkau rasakan disebabkan hijabmu. Semua dikarenakan mikroskop itu masih bersifat kasar dan dibentuk dari bahan yang kasar. Sementara yang ingin engkau saksikan adalah sebuah yang halus dan memiliki sifat yang halus. Lebih halus dari apa yang engkau pikirkan selama ini.

Dalam tingkatan-tingkatan selanjutnya terdapat daya dan energi yang memikul setiap kebutuhan benda dan mahluk yang ada jagat raya ini. Jangan butakan mata dan hatimu, luaskanlah cakupan dan pemahamanmu. Bila dilebur Bumi ini, akan engkau saksikan sesungguhnya unsur yang mengikatnya akan sama dengan unsur yang ada di luar angkasa raya sana. Ingatlah, atom teringan yang ada di Bumi adalah gas. Gas itulah yang disebut sebagai hidrogen dan unsur gas mulia. Mengapa ia berada di atasmu? Karena ia memiliki massa atom yang ringan dan hanya memiliki satu elektron atau muatan negatif. Sementara atom dari unsur lain yang lebih berat massa atomnya memiliki jumlah elektron lebih dari satu, itulah sebabnya ia berada di bawah bahkan menjadi tanah tempat engkau berdiam.

Ketahuilah bahwa tanah, air, api, dan udara adalah empat jenis unsur yang dibangun oleh atom-atom tersebut.  Apabila api dibangun oleh percikan-percikan elektron maka air api, dan udara dibangun dari sebuah susunan berbagai jenis atom tersebut yang saling mengikat diri karena perbedaan sifat dan saling kekurangan satu dengan yang lainnya. Maka dengan ikatan itu terbentuklah masing-masingnya dengan bentuk dan sifat yang baru. 

Keempat unsur inilah yang menjadi bahan dasar dari seluruh apa yang engkau lihat di alam ini. Apakah itu Bumi, Bulan, Planet, Matahari dan seluruh jagad raya ini. Bila Bumi dibangun lengkap  dengan keempat unsur tersebut maka Bulan hanya terdiri dari tanah, Matahari dan Bintang terdiri dari api dan angkasa luar terdiri dari dari golongan gas mulia.

Jasmani atau lahiriahmu yang indah dan molek bentuknya disusun dengan unsur yang sama dengan Bumimu. Bumi ini bila dikecilkan nomor atom-atom penyusunnya maka berat atomnya pun akan berkurang sehingga ia akan bewujud gas. Gas yang sama dengan ruang angkasamu maka  engkau tidak lagi melihat bola dunia nan elok rupawan. Akan tetapi, engkau saksikan sebuah angkasa raya. Dimanakah lagi letak dan keberadaan Bumimu? Sekarang ia menyatu dengan ruang angkasa yang engkau anggap langit selama ini.

Firman Allah :

“Apabila bumi dilebur selebur-leburnya, Dan bumi melepaskan bebannya, Dan manusia bertanya mengapa Bumi jadi begini”? (Q.S. Az-Zalzalah :1,2,3).

Kemudian angkasa raya itu akan lebur dan dilipat sehingga ia kembali ke tingkat selanjutnya dimana ia berwujud unsur yang sangat halus berupa mega daya dan kekuatan yang amat besar. Inilah yang engkau kenal dengan Roh. Masing-masing personil makhluk dipikul kehidupannya oleh roh ini.

“Pada lahiriah kamu banyak, sementara dibatin engkau satu”

Tiada seorangpun  yang tidak diliputinya, tiada sebuah atom atau seserpih sel pun yang tidak dipikul peredarannya maka dengan itu terjadi hantaran rasa kesetiap makhluk. Dengan rasa inilah menyatakan engkau sekalian adalah satu. Kulit orang lain apabila dicubit akan sama rasa sakitnya dengan apabila kulitmu dicubit. Laparnya perutmu juga akan sama rasanya bila dialami oleh yang lainnya.

Apabila engkau mati, keadaan sama yang juga engkau akan jumpai. Lahiriahmu akan kembali ke asalnya (Bumi). Tiada bedanya lahirmu dengan Bumi ini, tiada bedanya dengan alam semesta ini. Bedanya adalah selama lahiriahmu diwujudkan engkau diberi akal, yaitu engkau diberi tahu dan dikenalkan dengan alam ini. Sementara makhluk lain tidak diberitahu. Akal itulah yang ilmu, ilmu itulah yang akal. Dikenalkan semua itu agar engkau mengenal siapa TUHANMU yang telah menciptakan semua dengan tidak sia-sia.

Firman Allah :

“Sungguh kami ciptakan manusia itu sebagai makhluk yang paling sempurna” (Q.S. Tin : 4).

Lahirmu diciptakan dari sari pati seluruh unsur alam ini, kemudian dipikul kamu oleh roh dan diberi kamu hati, mata pendengaran, serta akal. Sekarang engkau telah tahu hakikat alam ini, sesungguhnya ia adalah hasil perbuatan Allah. Di alam ini engkau saksikan kebesaran Tuhanmu, di alam kecil kebesaran-Nya diperlihatkan. Diadakan alam ini adalah sebagai media untuk mengambil pelajaran bagi siapa-siapa diantara kamu yang ingin menuju Allah A’za Wajalla.

Firman Allah :

“Pada pergantian siang dan malam, dan pada pergantian pagi dan petang, sesungguhnya terdapat pelajaran bagi hamba yang berakal”. (Q.S. Al Imran : 190)

Silahkan engkau baca dengan seksama, semuanya yang ada bacalah. Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membacanya kecuali engkau membacanya dengan nama Tuhanmu, dengan kebesaran-Nya. Tanpa dengan itu, engkau takkan memahami dan mengambil pelajaran darinya.

Firman Allah :

“Bacalah, bacalah dengan Asma Rabbmu”. (Q.S. Al-'Alaq : 1)

Bila engkau benar-benar hambanya yang sangat ingin menuju Allah maka kamu harus menyikap tabir dan tirainya. Bila engkau telah memahami dengan benar-benar apa yang dimaksud dalam keterangan ini, maka engkau telah membuka tabir pertama menuju dari Tuhanmu.

Hadist Qudsi :

“Sesungguhnya apabila Ku-perlihatkan diri-Ku, akan Ku-singkapkan hijab-Ku, maka terbakar dan hancurlah seluruh alam ini”.

Sesungguhnya hijab yang pertama menuju Tuhan adalah wujud alam yang menempel dalam kepalamu. Engkau perhatikan dan saksikan semua yang telah Allah jadikan, setiap saat engkau pakai dan dimanfaatkan. Akan tetapi, teramat sayang tak pernah engkau akui. Teramat sombong engkau wahai makhluk yang diwujudkan sebagai manusia”.

 

Berita Lainnya

Index