KENALKAH ENGKAU DENGAN DIRIMU?

KENALKAH ENGKAU DENGAN DIRIMU?

Sebelum  melangkah menuju illahi Rabbi,  pertamakali  dan  teramat penting adalah engkau harus membawa bekal. Bekal ini  modal besar dalam perjalanan. Bekal  pertama itu adalah   kenalilah dirimu. Siapakah sebenarnya dirimu? Ilmu mengenal diri inilah yang harus dipelajari. Tanpa itu, engkau takkan sanggup  melakukan perjalanan yang besar ini. Sekali-kali tak akan sanggup.

Sepatah pertanyaan di atas akan menimbulkan  perlawanan  dari sisi batinmu. Engkau merasa seolah-olah dilecehkan, karena merasa sangat kenal akan dirimu. Bila itu ada di sisi dirimu, pukullah perasaan itu. Pertanyaan itu, mungkin teramat ringan dan sepele. Akan tetapi, renungilah dan hayatilah dengan mendalam. Sesungguhnya pertanyaan itu, sungguh berat dijawab. Bila engkau tak mau menghayatinya, berarti engkau memilih berhenti dalam perjalanan ini.

Firman Allah:

“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu bertitah kepada malaikat bahwa aku ingin menciptakan seorang khalifah di muka bumi. Maka selaksa malaikat menjawab untuk apa diciptakan khalifah di muka Bumi, karna hanya akan melakukan tumpah darah dan bencana. Dan dijawab oleh Allah sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui” (Q.S. Al Baqarah : 30).

Engkau diutus ke  Bumi ini  sebagai khalifah. Engkau yang menjadi pemimpin di dunia ini. Engkau yang memimpin makhluk-makhuk yang ada di muka bumi ini. Engkau adalah seorang khalifah yang selalu senantiasa diliputi dan diawasi oleh Allah. Engkau dilahirkan beriring darah, belum lagi engkau menangis darah ibumu sudah tertumpah sebagai tanda kehadiranmu ke atas dunia ini. Hal inilah isbat salah satu maksud dari jabaan malaikat tentang tumpah darah.    

Boleh jadi engkau secara jasmaniah mempunyai ibu dan bapak. Akan tetapi, jiwamu apakah ada ayah dan ibunya? Tidak, dia tidak ada bapak dan ibu. Dia yatim piatu, jiwamu berada dalam kesendirian di dunia ini. Begitu juga halnya ketika engkau berusaha mencari siapa dirimu dan ingin menuju Tuhanmu. Perjalanan ini adalah perjalanan tanpa ayah dan ibu, perjalanan tanpa teman dan kerabat, handai dan tolan dan orang-orang yang engkau cintai lainnya.

Firman Allah:

  1. Demi waktu pagi
  2. Demi malam apabila telah sunyi
  3. Ketahuilah, Tuhan engkau tidak akan pernah meninggalkan engkau dan tidak akan pernah benci
  4. Sesungguhnya hari kemudian lebih indah dari hari yang sekarang
  5. Dan nanti Tuhan engkau akan memberikannya kepada engkau dan engkau akan merasa senang
  6. Bukankah dia dapati engkau seorang piatu, lalu kemudian dia pelihara dirimu
  7. Dan engkau adalah seseorang yang tak tau jalan, lalu ia tunjuki jalan (yang ia ridhoi)
  8. Dan dia adakan engkau memerlukan kebutuhan, lalu ia cukupi
  9. Sebab itu, terhadap anak yatim piatu janganlah engkau bersikap kasar
  10. Dan orang yang meminta janganlah engkau usir
  11. Dan karunia Tuhanmu hendaklah engkau siarkan” (Q.S. Ad Dhuha)

Maka karna itu, ketahuilah dan sadarlah dalam  menuju keharibaanmu, sesungguhnya dirimu yatim piatu. Takkan ada  bantuan ayah dan ibu, tak ada urusan dengan siapapun selain dengan-Nya.

Bila tidak demikian, engkau akan terseok-seok oleh problematika dunia.  Engkau akan lelah dan letih, bercampur kebingungan yang luar biasa menghadapi hal itu. Karena engkau belum mempunyai ilmu kearifan dan hikmah kebijaksanaan. Maka akuilah kebodohan, kelemahan, dan tidak keberdayaanmu. Pengakuan itu bukan dihadapkan kepada orang-orang, atau kepada tulisan ini. Akan tetapi, mengakulah kepada Zat yang telah menciptakanmu, bahwa engkau hamba yang tak berdaya.

Tanamkanlah  dalam lubuk hatimu, dalam kesendirian dikesunyian malammu, dengan segenap rasa diseluruh relung hatimu. Sadarlah bahwa dirimu adalah hamba, utusan-Nya, budak-Nya. Maka dari itu, berbahagialah dan bergembiralah karna tiada pengembaraan dan perjalanan yang lebih indah dan mulia melainkan jalan Tuhanmu. Sesungguhnya Tuhanmu tak akan pernah meninggalkanmu.

Sebelum engkau diturunkan ke muka bumi, telah disediakan hamparan dunia buat keperluan beribadat kepada-Nya. Pakailah dunia ini, pakailah apa yang telah dianugerahkan kepadamu untuk bekal dalam perjalanan ini. Dan ingatlah sekali-kali Tuhanmu tak akan pernah ingin menciptakanmu kecuali beribadat dengan tulus kepada-Nya.

Firman Allah:
“Tidak akan Ku-jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadat kepada-Ku”.

Diciptakan zahirmu dari sari pati tanah, maka seluruh apa yang ada dan hidup di atas bumi ini, ada pada dirimu. Seluruh makhluk, binatang mulai dari serangga sampai mamalia, buas dan yang jinak dengan berbagai jenis, bangsa, ordo, dan familiarnya. Sari pati mereka ada pada dirimu. Begitu juga tumbuhan dengan seluruh jenisnya, dan spesies lain yang tidak kamu ketahui karna ada yang hidup di dasar lautan, ada yang sembunyi di balik bebatuan dan di tempat yang tak mungkin mampu dilacak satu per satu keberadaannya. Namun, seluruhnya ada pada dirimu.

Dari keseluruhan yang dititipkan didirimu itu, diberikan amanah untuk dipimpin ia kepada jiwamu. Selanjutnya, hal dan sifat apapun yang engkau jiwai, itulah yang akan menjadi besar dalam dirimu. Bila engkau pelihara dalam dirimu anjing maka engkau bersifat penjilat. Sifat itu akan menjadi sifat dominan dirimu. Begitu juga selanjutnya, bila engkau biasakan dan engkau jiwai makhluk yang lain.

Hadist Rasulullah:

“Bila ingin tahu dengan ku lihatlah perbuatanku”.

Begitulah hukum hadist itu atas masing-masing diri. Bila sifat dan perbuatan penjilat, maka anjinglah ia. Bila tak mengenal halal dan haram, maka babilah ia.

Begitu juga makhluk Allah yang lain, seperti iblis  diciptakan dari kobaran api, akan berwujud kesombongan pada dirimu.

Hadist Rasulullah:
“Setiap manusia yang lahir, diiringi dengan seekor jin yang menyertainya”.

Ada apa gerangan engkau pergi ke kuburan mencari jin untuk mendapatkan wangsit dan petunjuk yang sesat. Ada apa halnya engkau menunggu di pohon  besar untuk melihat keberadaan jin? Sesungguhnya, jin yang ada pada dirimu lebih besar dari yang diingin lihat itu. Karna pada dirimu adalah sari patinya. Semuanya dititipkan dan ada pada dirimu. Engkau imam mereka dan merekalah makmummu.

Pada saat ini  sadarilah, sesungguhnya engkau telah jauh tersesat. Engkau lupa atas ketidaktahuanmu. Saat ini  telah diterangkan sekelumit tentang dirimu, inilah bekal dalam menuju Tuhanmu. Sekarang tinggal  pilihan, ingin jadi apa? Seluruhnya akan dibalas sesuai dengan keinginan  masing-masing diri.

 

Berita Lainnya

Index