Kukerta UNRI Kembangkan Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam Pengolahan Air Bersih

Kukerta UNRI Kembangkan Inovasi Teknologi Tepat Guna dalam Pengolahan Air Bersih
Tim Pengabdian Masyarakat UNRI di Desa Tanjung Leban.

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM -Mahasiswa Univesitas Riau (UNRI) yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat dalam Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Tematik melaksanakan sosialisasi air bersih dan sanitasi di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis pada Sabtu (4/8/2019) pukul 08.00 WIB.

Inovasi teknologi yang dilakukan mahasiswa Indonesia terus berkembang. Mahasiswa Universitas Riau baru-baru ini merangkai alat teknologi tepat guna yaitu penjernih air sederhana. Dosen Pendamping Lapangan, Dr. Said Zul Amraini, ST. MT mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa kukerta di Desa Tanjung Leban yang telah memberikan solusi terhadap problematika masyarakat dengan menciptkan alat penjernih air.

“Terimakasih banyak atas upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa kukerta UNRI di Desa Tanjung Leban yang telah menciptakan alat pernjernihan air karena telah membantu masyarakat desa untuk mendapatkan air bersih, semoga ini menjadi amal ibadah dalam wujud nyata pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu masyarakat,” jelas dosen Teknik Kimia UNRI tersebut.

Lena Artika dan Poniran, pemateri dalam sosialisasi air bersih.

Hal senada juga diungkapkan Poniran, sebagai pemateri sosialisasi air bersih dan sanitasi di Desa Tanjung Leban.

“Teknologi tepat guna alat penjernih air sangat diperlukan bagi masyarakat di Desa Tanjung Leban karena bisa mengurangi kandungan senyawa organik dan berbahaya jika dikonsumsi tubuh yang terdapat didalam air gambut,” ungkap mahasiswa Kimia UNRI angkatan 2016 tersebut.

Pemateri kedua di Jurusan Kimia FKIP UNRI, Lena Artika menjelaskan fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam penjernihan air dengan prinsip filtrasi.

“Kami menggunakan bahan-bahan alam yang mudah dijumpai seperti kerikil, pasir, arang. Pasir berguna untuk menyaring padatan halus, kerikil untuk menyaring padatan yang besar. Sedangkan untuk menghilangkan warna cokelat pada air gambut dapat dihilangkan dengan proses adsorpsi oleh arang,” tandas mahasiswa FKIP Kimia.

Sementara itu, Angga Fatahilla yang merupakan mahasiswa teknik sipil Universitas Riau mengungkapkan perlu kajian lebih lanjut untuk membuat teknologi tepat guna tersebut dalam skala besar.

“Kesulitan yang kami hadapi adalah air yang dihasilkan belum dalam jumlah besar. Kondisi ini disebabkan karena alat ini masih berupa prototipe.”

Disisi lain koordinator desa, Rizan Hasbullah menerangkan bahwa sosialisasi ini merupakan program kerja dari Tim pengabdian masyarakat Universitas Riau selama 50 hari di Desa Tanjung Leban.

“Harapan kami, semoga sosialisasi air bersih dan sanitasi ini bisa bermanfaat, karena air merupakan kebutuhan pokok sehari-sehari yang tidak dapat dipisahkan bagi kebutuhan umat manusia,” tutupnya.

Berita Lainnya

Index