60 Warga Binaan Lapas Tampil untuk Meraih Rekor Muri Tarian Kolosal

60 Warga Binaan Lapas Tampil untuk Meraih Rekor Muri Tarian Kolosal
Sebanyak 60 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bengkalis tampil untuk meraih Rekor Muri Tari Kolosal, Indonesia Bekerja Indonesia Jaya Tahun 2019, sempena HUT ke-74 Kemerdekaan RI di halaman Lapas, Kamis (15/8/2019)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -Sebanyak 60 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bengkalis tampil untuk meraih Rekor Muri Tari Kolosal, Indonesia Bekerja Indonesia Jaya Tahun 2019.

Kegiatan yang diinisiasi Dirjen PAS buk Sri Puguh Budi Utami dalam menyemarakkan HUT ke-74 Kemerdekaan RI ini dilaksanakan di halaman Lapas Kelas II A Bengkalis, Kamis (15/8/2019) pukul 08.00 WIB.

Warga binaan lapas terdiri dari 30 orang pria dengan menggunakan baju bewarna putih dengan menggunakan tanjak di atas kepala, dan 30 orang wanita menggunakan baju bewarna merah juga mengggunakan tanjak berwarna merah putih, serta menggunakan kain samping baik pria maupun wanita.

Sekitar pukul 08.30 WIB, begitu mendapat aba-aba senam dimulai secara serentak, lantas 60 warga binaan Lapas Bengkalis langsung bergerak penuh energik mengikuti irama Senam Tari Kolosal.

Jalan kesamping kiri, kanan, kedepan dan belakang, itu lah salah satu gerakan 60 warga binaan. Seakan tidak ada beban dari raut wajahnya. Se-sekali mereka melontarkan senyuman, sambil bergerak energik mengikuti rentak irama Tarian Indonesia Bekerja.

Meski tak sampai sepuluh menit, namun tampilan para warga binaan Lapas Kelas II A Bengkalis, tetap memukau siapa saja yang menyaksikan. Tak terkecuali, Kepala Lapas Bengkalis, Maizar bersama jajarannya, terpukau dengan atraksi warga binaan. Terlebih dengan kekompakan dan semangat mereka.

Kepala Lapas Kelas II A Bengalis, Maizar kepada sejumlah wartawan mengatakan Tari Kolosal 'Indonesia Bekerja Indonesia Jaya' merupakan salah satu bentuk ekspresi warga binaan pemasyarakatan dan para petugas pemasyarakatan. Meski warga binaan yang menjalani pidana hilang kemerdekaan, tetapi di dalam lapas mereka tetap belajar, bekerja, berekspresi dan berkarya di bawah bimbingan petugas pemasyarakatan. Walaupun tempat terbatas tetapi kreativitas tanpa batas.

"Yang paling penting menanamkan kepribadian untuk hidup berkebangsaan demi NKRI. Persiapan kami hanya lebih kurang dua minggu, setiap hari latihan pagi sore Intinya narapidana mampu membuat karya, apalagi tarian kolosal ini diciptakan oleh warga binaan dari lapas Bengkalis. Ini sangat luar biasa dan perlu dikembangkan inovasinya," ungkap mantan Kepala Lapas Kotamadya Dumai ini.

Maizar mengatakan kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme atau cinta tanah air dan patriotisme pantang menyerah, berani berkorban untuk bangsa dan negara.

“Memupuk rasa persatuan dan kesatuan serta bentuk nyata dari pembinaan kepribadian dan kemandirian pemasyarakatan. Selain itu kegiatan tersebut juga sebagai bentuk partisipasi dalam rangka HUT ke-74 Kemerdekaan RI dan mendukung program Presiden RI yaitu Indonesia Bekerja,” kata Maizar. (kr)

Berita Lainnya

Index