Wisata Malam Kampung Melayu, Magnet Baru Kuliner di Bengkalis

Wisata Malam Kampung Melayu, Magnet Baru Kuliner di Bengkalis
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bengkalis H. Imam Hakim saat menghadiri Even Wisata Malam Kampung Melayu dikemas sedemikian rupa sebagai promosi wisata kuliner dan menjadi mangnet baru di Pulau Bengkalis, Sabtu (16/11/2019) malam.

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -Sama seperti pelaksanaan Car Free Night (CFN) yang dilaksanakan di pusat kota Lapangan Tugu dan Jalan Hangtuah, Kelurahan Bengkalis Kota. Even Wisata Malam Kampung Melayu dikemas sedemikian rupa. Jika CFN dikelola para anak muda, justru Even Wisata Malam Kampung Melayu dikemas rapi oleh Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Bengkalis.

Bertempat di Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis. Wisata Malam Kampung Melayu dibuka malam Minggu 16 November 2019. Kegiatan ini dalam rangka memperkenalkan produk olahan makanan lokal berimbang, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).

“Kehadiran kami pada Even Wisata Malam Kampung Melayu Aei Puteh ini, bukan berorientasi menjual berbagai produk olahan makanan, namun membawa misi dengan memperkenalkan pangan lokal Berimbang, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA),” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Imam Hakim, Ahad (17/11/2019).

Dikatakan Imam Hakim, gerai pangan lokal Dinas Ketahanan Pangan berada salah satu pojok tak jauh dengan panggung utama Wisata Malam Kampung Melayu Aei Puteh Kecamatan Bengkalis.

Berbagai olahan pangan yang tertata rapi di meja, kesemuanya merupakan makanan yang telah diolah oleh tangan tangan terampil karyawan/karyawati dan kader kader dari Kelompok Binaan Kelompok Wanita Tani “Shobirin” dari Kecamatan Bengkalis.

“Kami hadir even Wisata Malam Kampung Melayu Aei Putih, mengkampanyekan kepada masyarakat terhadap pemanfaatan sumber pangan lokal sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan pangan yang bisa menjamin kecukupan kebutuhan pangan tingkat rumah tangga,” ungkap Imam Hakim.

Lebih lanjut Imam Hakim menambahkan, konsep dalam pemenuhan kebutuhan pangan di setiap rumah tangga masyarakat itu adalah B2SA. Yakni dalam penyajian makanan untuk sekali makan atau sehari itu susunan menunya mesti beragam mengandung gizi dalam jenis dan jumlah yang cukup, sesuai kebutuhan tubuh dan aman untuk dikonsumsi.

Kemudian, sambung mantan Kepala Bapenda Bengkalis, makanan seimbang asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh. Seimbang antar ketiga fungsi pangan (sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur). Seimbang jumlah antar waktu makan (pagi, siang dan malam), bebas dari cemaran dan atau kandungan bahan berbahaya untuk kesehatan.

“Tak kalah penting, semua produk pangan itu, harus halal. Kemudian Memanfaatkan bahan pangan lokal yang tersedia di sekitar, harga sesuai kemampuan,” tandas Imam Hakim yang baru sepuluh hari menjabat Kepala Dinas Ketahanan Pangan ini.

Produk olahan tangan warga, yang disajikan beraneka ragam berbahan baku sagu, ubi (singkon), ubi jalar, sukun, sayur sulur keladi, sempolet, kroket ubi, juice buah buahan local dan banyak lagi. Khusus olahan sagu yang sudah mulai banyak diminati dan menembus pasar adalah beras sagu dengan kemasan khusus, tepung sagu premium dan mie sagu special. (ab)

Berita Lainnya

Index