Di Inggris, Korban PHK karena Corona Mendadak Jadi Petani

Di Inggris, Korban PHK karena Corona Mendadak Jadi Petani
Ilustrasi.

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -Pemerintah Inggris mendorong korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pekerja yang mengambil cuti tanpa gaji untuk beralih profesi menjadi petani. Pemerintah setempat sendiri tengah mengeluarkan kebijakan terkait alih profesi ini di tengah pandemi virus corona.

Sekretaris Lingkungan dan Pejabat Tinggi Bidang Pertanian Inggris George Eustice bilang pemerintah telah menggandeng sektor pertanian untuk membuat warga lokal yang kehilangan mata pencarian mereka untuk membantu, terutama jelang musim panen pada Juni mendatang.

Diketahui, penyebaran penyakit covid-19 telah merenggut lebih dari 28.446 kematian di Inggris. Angka itu belum termasuk jumlah orang yang terinfeksi dan dampak pandemi terhadap perekonomian Inggris.

McKinsey, perusahaan konsultan manajemen multinasional yang berbasis di AS, dalam laporannya menyebut 60 juta pekerja di Eropa terancam terkena PHK dan dipotong gajinya.

Dilansir dari CNNIndonesia, McKinsey mengungkap jenis-jenis pekerjaan yang berisiko tinggi yang memerlukan kontak dengan orang lain, seperti kasir, koki, pekerja konstruksi, staf hotel, hingga aktor.

Walau demikian, bukan berarti sektor pertanian tak terdampak. Kebun Keluarga Betts di Kent, salah satunya, kehilangan pelanggan tetap mereka, yaitu McDonald's. Lahan pertanian yang terletak di tenggara Inggris itu sudah ada sejak 1990-an dan biasa memproduksi salada untuk campuran makanan yang dijual McDonald's.

Kendati begitu, Betts akan menyambut masa panen mereka. Masa panen ini membuat Direktur Pertanian Nick Otewell kesulitan mencari pekerja di tengah pandemi corona. Uniknya, tanpa iklan, hanya bermodal informasi dari mulut ke mulus, respons pencari kerja cukup positif.

Otewell menuturkan telah mempekerjakan delapan orang untuk mengikuti pelatihan. Dari delapan orang tersebut, kata dia, seorang merupakan insinyur teknik sipil, seorang lain tadinya bekerja sebagai koki restoran, dan lainnya pramusaji. Mereka mencari pekerjaan karena terkena PHK di tengah corona.

Salah seorang pekerja, Daniel Martin (32 tahun), mengungkapkan awal mula ia tertarik bekerja di sektor pertanian. Insinyur teknik sipil ini mengikuti temannya untuk bekerja di sana (Betts) setelah perusahannya tempatnya bekerja harus ditutup.

"Dengan lokasi konstruksi ditutup, banyak klien yang menghentikan proses pengerjaan," ujar Martin.

Sedangkan Thomas Tanswell (32 tahun) kehilangan pekerjaan karena restoran tempatnya bekerja juga terdampak penyebaran virus corona. Kini, Tanswell memilih untuk pekerja di sektor pertanian.

"Pekerjaan ini terlihat cocok buat saya. Mungkin saya akan senang melakukan dalam waktu yang lama. Sepertinya ini tempat yang bagus dan menyenangkan," ucapnya.

Antusiasme yang tinggi saat ini tidak lantas menyelesaikan persoalan di sektor pertanian. Otewell ragu para pekerja baru ini tidak akan betah berlama-lama bekerja sebagai petani dan berpotensi kembali ke pekerjaan lama mereka karena merasa bosan.

Aliansi Penyedia Tenaga Kerja asal Inggris menyatakan sekitar 55.000 orang berminat untuk bekerja di sektor pertanian. Namun, angka yang lolos dan serius dalam minat pekerjaan ini tergolong rendah, yakni di bawah 150 pekerja. Ratusan pekerja baru ini sudah mulai bekerja pada 24 April lalu.

Berita Lainnya

Index