Hoaks atau Fakta: Dikabarkan Covid-19 Penuh Kebohongan, Ternyata Hanya Flu Biasa, Simak Kebenarannya

Hoaks atau Fakta: Dikabarkan Covid-19 Penuh Kebohongan, Ternyata Hanya Flu Biasa, Simak Kebenarannya

RIAUREVIEW.COM -- Beredar kabar melalui pesan instan Whatsapp, sebuah tautan Youtube dengan keterangan bahwa perkumpulan ahli di Eropa memberikan pernyataan bahwa Covid-19 tidak memiliki efek yang berbahaya.

Dalam narasinya, disebutkan bahwa berdasarkan penyelidikan para ahli, Covid-19 yang tengah melanda merupakan sebuah kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut.

Unggahan tersebut juga memaparkan, Heiko Schöning, seorang dokter Jerman dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU2020 mengumumkan pembentukan organisasi bernama World Doctors Alliance pada 10 Oktober 2020 untuk menantang kebenaran pandemi Covid-19.

Situs web aliansi tersebut mengklaim bahwa pandemi yang berasal dari Wuhan Tiongkok ini telah berakhir tepatnya sejak Juni 2020.

Pengumuman pembentukan grup tersebut sudah diunggah ke Youtube, namun telah dihapus oleh Youtube karena melanggar persyaratan layanan.

Dalam potongan video yang telah tersebar di media sosial, seorang dokter umum bernama Elke De Klerk menyebut bahwa mereka tidak ada pandemi dan Covid-19 merupakan virus flu biasa.

Berikut narasi lengkap dari pesan beredar beserta penjelasannya tersebut.

“Para kumpulan dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa 10 Oktober 2020 mengeluarkan statement perihal Covid 19,,bahwa hasil penyelidikan mereka selama ini,Covid19 adalah penuh kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut,kehilangan pekerjaan , usaha dan dukungan keungan,,,ini adalah karya setan,,hasil penyilidikan mereka selama ini Covid 19 tdk seperti yg di beritakan hangat di media saat ini, mereka akan tuntut dan investigasi orang yg bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yg buruk saat ini dan minta tdk ada lagi istilah new normal,,krn Covid 19 tdk memiliki efek yg berbahaya seperti di beritakan selama ini,,mereka minta pemerintah hrs mengembalikan kedaan seperti kedaan semula, tidak ada lagi istilah new normal dan pengunaan masker, jaga jarak dan hal lain yg berhub dengan situasi Covid saat ini,,ini statement dan Videonya,,

Watch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownWatch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownOriginal Link https://www.youtube.com/watch?v=DZitDEI7EgM A meeting hosted by Heiko Schöning to introduce the World Doctors Alliance (WDA) in Berlin, Germany on 10th October 2020. Speakers in order of appearance are: HEIKO SCHÖNING, M.D. Doctor an.”


Lalu, apakah benar bahwa Covid-19 hanyalah flu biasa dan penyebarannya sudah berakhir sejak Juni 2020?


Faktanya, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia atau kita kenal dengan sebutan WHO, mengatakan tidak ada bukti ilmiah virus corona Covid-19 kini kehilangan potensi penyebarannya.

Beberapa ilmuwan lain juga menyatakan wabah ini masih mematikan seperti awal penyebarannya.


“Tidak ada data menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau dalam tingkat keparahan penyakit seperti yang dikatakannya,” kata Ahli Epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli virus dan penyakit menular dilansir Turn Back Hoaks melalui Reuters.


“Dalam hal penularan, tidak berubah, dalam hal keparahan, juga tidak ada berubah,” jelas Van Kerkhove kepada wartawan.

Kemudian, terkait pernyataan De Klerk yang mengatakan Covid-19 merupakan virus flu biasa, WHO menyatakan Covid-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman.


"Banyak orang di seluruh dunia telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman, Covid-19 adalah virus baru yang tidak memiliki kekebalan," ungkapnya.

Hal ini berarti semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah.

Kemudian menurut data yang diterima secara global, sekitar 3,4% dari kasus Covid-19 yang dilaporkan telah meninggal. Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% orang yang terinfeksi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa narasi yang beredar di pesan instan Whatsapp beserta klaim mengenai pernyataan-pernyataan ahli Eropa yang mengatakan bahwa Covid yang tidak berbahaya, merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.***

(pikiranrakyat.com)
 

Berita Lainnya

Index