Covid-19 Belum Hilang, Penyakit ISPA Mengancam

Covid-19 Belum Hilang, Penyakit ISPA Mengancam
Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso bersama Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bengkalis H. Tajul Mudarris dan Satgas Karhutla turut memadamkan api yang terjadi di Kecamatan Bantan, Senin (1/3/2021).(sukardi)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM -- Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Bengkalis terus meluas. Selain kecamatan Rupat, Talang Mandau, Pinggir dan Bathin Solapan. Karhutla juga terjadi di Pulau Bengkalis terdiri dari Kecamatan Bantan dan Bengkalis.

Karhutla terpantau, Senin 1 Maret 2021 lalu. Lokasi lahan terbakar terjadi di Jalan Pembangunan RT.02/RW.05, Dusun Permai Desa Pambang Pesisir, perbatasan dengan sempadan Desa Pambang Baru, Jalan Parit Tanjung. Lahan seluas lebih kurang 3,5 hektare (ha) itu milik masyarakat setempat.

Kemudian, Karhutla juga terjadi di Kecamatan Bengkalis, di Dusun Simpang Baru, Desa Teluk Latak, perbatasan Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis. Lokasi Karhutla tepat di 1.513311,102.463274 dan lahan terbakar milik Bukori, masyarakat setempat yang ditanami pohon karet dan semak belukar. Luas areal lahan terbakar mencapai 3,5 hektare (ha).

Untuk sementara ini, sejumlah personil yang terlibat mulai dari Pusdatin, Rescue BPBD, Polri, TNI, Damkar, MPA Desa dan masyarakat turut berjibaku memadamkan api Karhutla, yang terjadi selama musim panas di Bengkalis.

“Upaya yang telah dilakukan, untuk hari ke 3  ini petugas yang tergabung dari BPBD, TNI, POLRI, MPB/MPA masih akan melakukanpemadaman pada titik yang masih terdapat kepala api dan akan dilanjutkan dengan pendinginan di titik yang sudah terbakar dan masih meninggalkan titik asap,”ujar Kepala Pelaksana BPBD Bengkalis H. Tajul Mudarris, Rabu (3/3/2021).

Ia menyebutkan, di lokasi Karhutla, masih terdapat titik api dan asap dan titik hotspot masih terdeteksi di aplikasi lapan fire hotspot.

“Petugas masih akan berjibaku untuk melakukan pemadaman dan pendinginan dibeberapa titik yang kemungkinan masih bisa menimbulkan titik api baru, dan masih akan dilanjutkan besok,”ujarnya dalam laporan Info Karhutla via WhatsApp Group.

Di tengah wabah Covid-19, yang belum berakhir. Tentunya membuat petugas pemadaman Karhutla terdiri dari tim gabungan kewalahan. Sebab, musim panas membuat pasokan air kering dan tentunya harus dibantu dengan alat penyedot air melalui mesin dan selang panjang.

Kemudian di masyarakat sendiri, saat ini sudah ada yang mulai terjangkit penyakit infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), akibat asap karhutla yang terjadi di wilayah Kabupaten Bengkalis. Bahkan ada warga kuatir,  jika penyakit ISPA ini dibawa ke rumah sakit, nantinya dikategorikan Covid-19.

“Iya, asap mulai menyerang warga. Saya salah satu korbannya. Di sekitar rumah, ada juga warga lainnya yang terserang ISPA. Apalagi di tengah Covid-19 yang belum kunjung hilang, warga takut dibawa ke rumah sakit periksa saluran pernapasan,”ujar Abdul Rahman Siregar, salah seorang warga Bengkalis, Rabu (3/3/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkalis H Arman, AA saat dikonfirmasi soal kabut asap yang mulai menyelimuti Bengkalis dan menyerang daya tahun tubuh masyarakat, belum bisa memberikan keterangan.

Begitu pula, saat riaureview.com menanyakan kondisi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di wilayah Pulau Bengkalis, Arman mengatakan belum mendapatkan informasi lanjutan.

“Saya sedang rapat, belum ada dapat laporan soal ISPU ini,”ujarnya yang lantas mematikan ponselnya.(kr)

Berita Lainnya

Index