KSP Peringatkan TP3 yang Sebut Pertemuan di Istana Bak Musa Datangi Firaun

KSP Peringatkan TP3 yang Sebut Pertemuan di Istana Bak Musa Datangi Firaun

RIAUREVIEW.COM --Ketua TP3, Abdullah Hehamahua, menyebut pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana beberapa waktu lalu ibarat Nabi Musa mendatangi Firaun. Pihak Kantor Staf Presiden (KSP) memperingatkan keras TP3 agar tidak asal mengeluarkan pernyataan.

Pernyataan Abdullah Hehamahua itu disampaikan dalam channel YouTube Ustadz Demokrasi seperti dilihat, Rabu (14/4/2021). Abdullah Hehamahua awalnya menceritakan momen dihubungi Istana pada 9 Maret lalu.
 
"Kemudian tanggal 8 ada telepon dari Istana ke Sekretaris TP3 Pak Marwan Batubara bahwa Istana siap menerima besoknya tanggal 9 jam 10. Disebutkan 10 orang kemudian harus antigen dan antigen itu harus di rumah sakit yang ditetapkan yaitu di rumah sakit bunda di daerah Menteng," kata Abdullah Hehamahua.
 
Pertemuan TP3 dan Jokowi pun akhirnya berlangsung. Abdullah Hehamahua menyebut pertemuan itu seperti Musa mendatangi Firaun.
 
"Singkatnya besoknya kami datang, kami sepakat bahwa kita datang seperti Musa datang kepada Firaun," ujar Abdullah Hehamahua.
 
Kendati demikian, Abdullah Hehamahua tidak bermaksud mengatakan Jokowi seperti Firaun. Namun dia bersama TP3 ingin menempatkan diri sebagai pihak yang memperjuangkan keadilan.
 
"Tidak berarti bahwa Jokowi itu Firaun tetapi kita menempatkan dia adalah penguasa seperti ketik Firaun jadi penguasa dan kami seperti Musa yang memperjuangkan kepentingan rakyat kepentingan bangsa kemudian menegakkan keadilan," ujar Abdullah Hehamahua.
 
Dalam pertemuan itu, TP3 menyiapkan dokumen untuk dibacakan. Salah satunya dibacakan oleh Amien Rais tentang ayat Alquran.
 
"Pak Amien cuma menyebutkan dua ayat Alquran tentang membunuh orang mukmin tanpa hak maka sama dengan membunuh semua umat manusia dan hukumannya neraka itu saja," ujar Abdullah Hehamahua.
 
"Pak Marwan minta dua hal pertama persoalan ini harus dilakukan secara terbuka, yang kedua harus dilakukan di pengadilan ham bukan pengadilan biasa," ujar dia.
 
Pertemuan berlangsung singkat. Dalam momen tersebut, Jokowi juga menegaskan pemerintah akan menangani kasus laskar FPI ini secara transparan.
 
"Rata-rata 3 menit singkat kemudian Jokowi sampai angkat tangan begini kasih lihat itu kotak itu CD dari Komnas HAM dan di mejanya ada laporan seperti itu. Bahwa pemerintah akan melaksanakan penanganan kasus secara transparan profesional dan terbuka," imbuh dia.
 
Tenaga Ahli Utama KSP, Donny Gahral Adian, lantas menanggapi pernyataan Abdullah Hehamahua itu. Donny meminta TP3 hati-hati dalam membuat perumpamaan.
"Hati-hati membuat ibarat, jangan sampai kebencian membutakan akal dan hati dalam memandang seorang pemimpin," ujar Donny saat dihubungi.
 
Donny lantas bicara soal sosok Jokowi. Menurut Donny, Jokowi tak pernah mendikotomikan pendukung atau oposisi.
 
"Jokowi sosok negarawan yang berjiwa besar, demokratis dan berkarakter. Beliau mau mendengar semua kelompok, baik pendukung maupun oposisi. Kepedulian beliau kepada rakyatnya tidak dibatasi sekat suku, agama dan ras," tutur Donny.
 
Sumber: [detik.com]

Berita Lainnya

Index