PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM --Berita gembira jelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia diraih oleh dosen Pertanian Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru. Dosen Unilak Dr. Indra mendapatkan dana hibah kegiatan world class professor (WPC) yang diadakan Dikti.
Ini merupakan pertama kalinya dosen Unilak mendapatkan program tersebut setelah diluncurkan tahun lalu. Dosen lulusan dari Jepang ini aktif menulis dan saat ini menjabat sebagai kepala P2K2 Unilak.
Salah satu kerjasama yang dibangun olehnya, yaitu dengan PT Bintan Alumna Indonesia yang di kepulauan Riau.
Adapun kegiatan WCP diantaranya guest lecturer, workshop, joint riset and publikasi. Di Indonesia WCP sendiri hanya meluluskan 41 kampus di Indonesia, dengan 77 dosen. Salah satu syarat untuk mengikuti program ini adalah pendidikan S-3, memiliki publikasi internasional yang bereputasi.
Dr. Indra pertama kalinya mengikuti ini dan langsung lulus, dihubungi via telepon ia mengatakan, Alhamdulillah bisa lolos program ini. Karena yang ikut banyak para senior yang jejak rekam penelitiannya keren-keren. "Sempat ragu juga di awal untuk bisa lolos, tapi saya Bismillah saja. Dicoba. biar nanti tim juri yang menilai."
Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Rektor Unilak, Dekan Faperta serta seluruh civitas akademika Unilak. "Semoga bisa bermanfaat bagi Unilak serta masyarakat luas dari program-program yang akan ditaja nantinya Insya Allah diberikan kelancaran."
Untuk kegiatan WCP Unilak akan mengundang Prof Farag Mahmoud Malhat beliau merupakan Profesor di central Agricultural Pestiside Laboratory Agriculture research Center Mesir, beliau akan berbicara terkait bagaimana melakukan pencapaian sustainable development goals dan ini berguna bagi akademisi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya Unilak.
Sementara itu, Rektor Unilak Dr. Junaidi mengucapkan selamat atas keberhasilan Dr. Indra. "Semoga ini mejadi motivasi dosen lainnya untuk dapat berprestasi. Ini membanggakan, dan mengharumkan nama Unilak, dan ini bagian mendukung visi Unilak sebagai universitas unggul tahun 2030.