Berikut Fakta Rentetan Bom Surabaya dan Sidoarjo

Berikut Fakta Rentetan Bom Surabaya dan Sidoarjo

JAKARTA, RIAUREVIEW.COM -- Dua daerah di Jawa Timur diguncang ledakan bom pada Minggu (13/5). Di Kota Surabaya, serangan bom bunuh diri terjadi di tiga gereja. Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo bom meledak di Rusunawa Wonocolo, di waktu yang berbeda. Senin (14/5) pagi, Mapolrestabes Surabaya diserang bom kendaraan dan menyebabkan seorang anggota kepolisian menjadi korban.

Berikut ini adalah rangkuman fakta-fakta kejadian itu seperti dilansir cnnindonesia.com

Serangan Bom Bunuh Diri di Surabaya

Pada Minggu (13/5) Kota Surabaya diguncang serangan bom buuh diri. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB. Lantas bom kedua meletup di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. Serangan terjadi ketika jemaah gereja sedang melaksanakan ibadah misa Minggu.


Jumlah Korban

Hingga saat ini korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya berjumlah 13 orang. Menurut polisi, itu sudah termasuk para pelaku diduga berjumlah enam orang. Sedangkan korban luka-luka tercatat mencapai 41 orang.
 

Polisi Ungkap Terduga Pelaku


Setelah melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, polisi menyatakan seluruh pelaku adalah satu keluarga. Mereka adalah DU bersama istrinya PK, dan empat orang anak yang berinisial YF, FH, Fa, serta PR.

YF, adalah anak sulung dari DU dan PK, dan saat ini masih duduk di bangku SMA. Selanjutnya FH, anak kedua dari DU dan PK masih duduk di bangku SMP. FS merupakan anak ketiga, berjenis kelamin perempuan dan masih sekolah kelas V SD. Selanjutnya, FR merupakan anak keempat, dan masih duduk di kelas 2 SD.

DU sehari-hari dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di bidang produksi minyak kemiri. Sedangkan isteri DU, PK, sempat bekerja menjadi perawat di salah satu rumah sakit di Surabaya.

Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, DU merupakan pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah di Surabaya. Kelompok itu adalah pengikut Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Kronologi Serangan Bom di Surabaya

Menurut polisi, para terduga pelaku berangkat buat melakukan serangan secara terpisah. Terduga pelaku pasangan suami istri DU dan PK serta dua anak, FS dan FR, berangkat bersama menggunakan mobil.

Sedangkan YF dan FH berboncengan dengan sepeda motor sambil membawa bom. Mereka langsung menuju Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel dan melaksanakan serangan pada pukul 06.30 WIB.

DU lantas mengantar sang istri dan kedua anaknya ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan langsung melakukan serangan pada pukul 07.15 WIB. DU yang memasang bom di mobilnya kemudian menuju Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno. Dia menerobos ke tempat parkir dan meledakkan bom pada pukul 07.53 WIB.


Presiden Joko Widodo Tengok Lokasi Kejadian


Presiden Joko Widodo membatalkan seluruh agenda kepresidenan pada Minggu (13/5), dan langsung terbang ke Surabaya. Dia lantas melihat lokasi kejadian di GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.

Presiden Jokowi juga melawat ke Rumah Sakit Surabaya H.S Samsoeri Mertojoso, tempat korban tewas disemayamkan dan yang luka-luka dirawat.

ISIS Klaim Serangan Bom Surabaya

Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Surabaya, pada Minggu (13/5). Mereka menyatakan hal itu melalui biro pemberitaan ISIS, Amaq News Agency.

Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Surabaya

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Gegana menggeledah tempat tinggal terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, pada Minggu (13/5), sekitar pukul 18.00 WIB. Rumah itu berada di perumahan Wisma Indah blok K22 RT 02/RW 03 Kelurahan Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Rumah dihuni oleh DU bersama isterinya PK dan empat orang anak yang bernama YF, FH, Fa, serta PR.

Polisi menemukan sejumlah busur dan anak panah, serta empat bom aktif berdaya ledak tinggi, beserta sisa bahan baku bom. Bom itu berjenis TATP (triacetone triporopsaid). Mereka juga menemukan potongan gabus (styrofoam) yang dipakai buat membungkus bom, dan berfungsi memperbesar ledakan. Mereka lantas menjinakkan sisa bom aktif di lokasi.

 

Ledakan di Rusunawa Sidoarjo

Selang 14 jam kemudian, ledakan bom terjadi di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo.

Jumlah Korban

Menurut Polda Jawa Timur, ledakan itu merenggut tiga nyawa. Mereka adalah lelaki bernama Anton Febriyanto (47), seorang perempuan diduga istrinya, Puspitasari (47), serta seorang anak RAR (17). Ketiga jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.

Menurut polisi, tim Densus 88 memutuskan menembak mati Anton karena saat sekarat dia masih menggenggam tombol picu bom. Sedangkan dua anak Anton, yakni FP (11) dan GHA (10) yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Siti Khodijah, oleh anak keduanya, AR (15).


Polisi Temukan 3 Bom Aktif di Sidoarjo

Polda Jatim dan tim Gegana menggeledah rumah di Blok B Lantai 5 Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo. Menurut polisi, di dalam kamar ditemukan tiga bom aktif, dan sejumlah bahan baku pembuat bom dalam jumlah banyak.

Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung menyatakan kuat dugaan bom itu tidak sengaja meledak ketika sedang dirakit. Diduga Anton dan terduga pelaku bom gereja Surabaya
mempunyai keterkaitan.


Penghuni Rusun Sidoarjo Dievakuasi

Polisi kemudian mengevakuasi seluruh penghuni di Blok B Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo. Hal itu dilakukan karena polisi masih menggelar olah tempat kejadian perkara. Para penghuni sementara diinapkan di masjid setempat. Polisi berjanji hari ini olah TKP selesai dan para penghuni bisa kembali ke kediaman mereka.

Mapolrestabes Surabaya Diserang

Sekitar pukul 08.50 WIB, Mapolrestabes Surabaya diserang oleh bom yang diledakkan menggunakan kendaraan. Seorang anggota kepolisian menjadi korban. Hingga berita ini diturunkan, Polrestabes Surabaya masih melakukan penyelidikan.
 

Berita Lainnya

Index