Syafri Harto Divonis Bebas Dari Kasus Pencabulan, JPU Pastikan Lakukan Upaya Hukum Kasasi

Syafri Harto Divonis Bebas Dari Kasus Pencabulan, JPU Pastikan Lakukan Upaya Hukum Kasasi

PEKANBARU, RIAUREVIEW.COM --Kendati divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, Syafri Harto belum bisa bernafas lega. Pasalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) bakal melakukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung terkait putusan tersebut. 

Kasi Pidana Umum Kejari Pekanbaru Zulham Pardamaen Pane dikonfirmasi tak menampiknya. Dia menyampaikan, meminta JPU untuk meminta salinan putusan bebas Dekan FISIP UNRI nonaktif tersebut. "Pasti kasasi, tapi kami meminta salinan lengkap putusan hakim," ungkap Zulham, Rabu (30/3). 

Selain itu, kata mantan Kasi Pidum Kejari Binjai, pihaknya juga akan meminta penjelasan kepada JPU terkait pertimbangan hakim dalam persidangan tersebut. 

Sebelumnya, Dekan FISIP UNRI nonaktif  dinyatakan tidak bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan primair maupun subsidair Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dengan demikian, terdakwa dikeluarkan dari dari tahanan, serta agar hak dan martabatnya dipulihkan.

Hal itu, sebagaimana dalam amar putusan yang dibacakan hakim ketua Estiono di Pengadilan Negari (PN) Pekanbaru, Rabu (30/3). Sidang itu sendiri digelar secara virtual. Yang mana, Syafri Harto mengikuti persidangan dari Rutan Polda Riau. 

Sebelumnya, Syafri Harto dituntut pidana penjara selama tiga tahun. JPU menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 289 KUHP tentang pencabulan. Pasal itu menyebutkan, barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan.

Kemudian, terrdakwa dibebankan membayar uang pengganti yang sudah dikeluarkan oleh Lamanda (korban), berdasarkan penghitungan korban bersama LPSK sebesar Rp10.772.000

Surat dakwaan, tertuang dalam 15 lembar dokumen. Pembacaan surat dakwaan dilakukan secara bergantian oleh tim JPU di hadapan majelis hakim dan penasehat hukum terdakwa saat sidang perdana, beberapa pekan lalu.

Sebagaimana diberitakan, kasus ini awalnya ditangani penyidik Ditreskrimum Polda Riau. Korbannya adalah mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP UNRI berinisial L. Awalnya, L selaku korban, melaporkan kejadian dugaan pelecehan seksual yang dialaminya ke Polresta Pekanbaru.

Namun dalam perkembangannya, kasus ini diambil alih penanganannya oleh Polda Riau. Penyidik Ditreskrimum Polda Riau, beberapa waktu lalu juga telah menyegel ruang kerja Dekan FISIP UNRI, Syafri Harto, dalam rangka penyidikan.

Syafri Harto sendiri juga membuat laporan ke Polda Riau, atas dugaan pencemaran nama baik. Dia melaporkan korban L, dan juga admin dari akun Instagram resmi Korps Mahasiswa HI (Komahi) FISIP UNRI, dengan nama akun @komahi_ur.

Karena sebagaimana diketahui, mahasiswi berinisial L itu membuat pengakuan mengejutkan lewat sebuah rekaman video yang diunggah di akun Instagram resmi Korps Mahasiswa HI (Komahi) UNRI, dengan nama akun @komahi_ur.

Mahasiswi itu mengaku telah dilecehkan oleh Syafri Harto, yang juga dosen pembimbingnya saat kegiatan bimbingan proposal skripsi. Sontak, video tersebut pun viral dan menyita perhatian banyak orang.

 

 

Sumber: riauaktual.com

Berita Lainnya

Index