Dugaan Pungutan Uang di SDN 04 Bengkalis

Klarifikasi Internal, Korwil dan Korwas Panggil Satu Persatu Guru

Klarifikasi Internal, Korwil dan Korwas Panggil Satu Persatu Guru
Sejumlah guru di SD Negeri 04 Bengkalis saat bersama Korwil dan Korwas Dinas Pendidikan usai dimintai keterangan klarifikasi, Senin (5/6/2022).(sukardi)

BENGKALIS, RIAUREVIEW.COM — Pungutan kepada guru PNS dan Honorer dilingkungan SD Negeri 04 Bengkalis, Jalan Arif Rahman, Kecamatan Bengkalis menuai kekuatiran mendalam terhadap sejumlah guru (tenaga pengajar), yang setiap hari memberikan materi pendidikannya di sekolah, Senin (5/9/2022).

Kondisi ini memaksa Koordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Bengkalis, Dinas Pendidikan Afandi dan  Koordinator Pengawas (Korwas) Kecamatan Bengkalis Zulkifli Hasan turun menyambangi SD Negeri 04 Bengkalis dalam rangka klarifikasi dan mengumpulkan keterangan Plt. Kepala Sekolah dan guru-guru.

Meski sedikit tertutup, namun Korwas dan Korwil Kecamatan Bengkalis itu sempat terlihat berada di ruang kerja kepala SD Negeri 04 Bengkalis. Tidak tahu apa yang sedang diklarifikasi, namun dari kondisi lapangan terlihat satu persatu guru dipanggil oleh Korwil dan Korwas.

Sementara guru-guru berada diruang rapat sebelah kantor Kepala Sekolah. Satu persatu mereka memberikan keterangan kepada pihak Korwas dan Korwil dihadapan Plt. Kepala SD Negeri 04 Bengkalis Silvia Gayatri. Banyak guru-guru yang takut saat ditemui wartawan, ada juga guru-guru yang berani blak-blakan soal adanya pungutan senilai Rp 100 ribu bagi guru PNS dan Rp 20 ribu bagi guru Honorer.

Seperti disampaikan Devi, salah seorang guru. Ia muncul dihadapan wartawan dan mengutarakan, mengenai kondisi yang terjadi. Sebagai pihak yang melakukan pemungutan, Devi menjelaskan, jika dirinya hanya bertindak sebagai pemungut, sesuai apa yang diperintahkan Kepala Sekolah.

Sepengetahuan Devi, seluruh guru di SD Negeri 04 Bengkalis diminta uang dalam bentuk sumbangan, dimana satu persatu dimintai tanpa di musyawarahkan melalui rapat. Lebih dipaksa lagi, jika tidak memberikan sumbangan diancam untuk dilaporkan ke dinas.

Dikatakan Devi, awalnya sumbangan itu ditetapkan senilai Rp 100 ribu, untuk guru PNS. Kemudian, sebesar Rp 20 ribu untuk guru honorer. Uang yang disumbangkan itu, menurut informasi sumbangan pesta pernikahan anak Bupati.

“Sebenarnya, kami ini bekerja di lingkungan pemerintah. Ibu Silvi sebagai pimpinan kami disini, kami mau tidak mau mengikuti arahan dari beliau. Beliau suruh ngutip, saya kutip, jadi saya sudah melaksanakan sesuai perintah kepada kawan-kawan guru, akan tetapi kawan-kawan guru ini merasa keberatan, sudah saya minta satu persatu dan itu sudah saya laporkan ke dia (ibu silvi,red). Namun, beliau mengatakan siapa ini orang-orang yang tak mau membayar, nanti saya akan panggil satu persatu, mau saya laporkan ke dinas,”kata Devi dengan nada gemetar dan sedikit merasa tertekan saat diwawancarai wartawan.

Sementara itu, guru lainnya Flora mengutarakan hal senada,  ikhwal pungutan ini membuatnya harus buka bicara. Kepada media ini, Flora menceritakan apa yang dialaminya. Awalnya, pungutan itu tidak mau diberikannya. Namun, seorang teman guru lainnya datang, guru itu ditunjuk sebagai pengutip uang, yang mengatakan kutipan itu untuk dibelikan hadiah.

“Awalnya saya tidak mau kasi, datang teman guru yang ditunjuk, untuk mengutip uang, yang mengatakan ini untuk hadiah, anak bupati yang akan melaksanakan pernikahan. Pada saat itu saya sempat bilang kepada yang teman yang ngutip, kenapa harus Rp 100 ribu dan kenapa tidak dirapatkan. Ibu teman saya itu melaporkan ke ibu kepala sekolah dan ternyata memerintahkan guru lainnya, untuk mengutip kepada guru-guru yang awalnya tidak memang tidak bersedia dan ada yang keberatan,”ujar Flora.

Alasan keberatan, sambung Flora, karena yang dikutip memang memberatkan.  

“Uang segitu bagi kami juga sangat berharga, jadi karena kami banyak yang tidak mau bayar,”tutur Flora.

Flora mengatakan, setelah tidak bersedia bayar.  Justru kepala sekolah tadi, memanggil satu persatu guru ke ruangannya. “Pada saat itu saya sempat sarankan kepada ibu kepala sekolah, kenapa tidak membuat rapat, justru ibu Silvi selaku pimpinan tertinggi disekolah menjawabnya, saya malas,”ujarnya Flora menirukan apa yang disampaikan kepala sekolah.

Berulang kali, Flora juga mengingatkan, apakah sumbangan ini wajib atau dipaksakan. Lagi-lagi, kepala sekolah bilang tidak. Namun, anehnya kenapa tidak dirapatkan dan kenapa main kutip-kutip saja.

“Saya berulang kali tanya, apakah ini wajib atau dipaksakan. Ibu kepala bilang tidak, tapi kenapa tidak ibu rapatkan dan kenapa main kutip-kutip saja. Saya juga bilang, saya sudah tanya kepada beberapa sekolah di Kecamatan Bengkalis, tidak ada yang namanya kutipan untuk pesta anak Bupati Bengkalis. Kami justru heran kenapa hanya sekolah kami saja.Tapi, tetap dibantah Ibu Silvi  dengan jawaban, ini merupakan kebijakan kami dan beberapa kepala sekolah, sebagai bentuk loyalitas terhadap atasan,”ujarnya.

“Bagi kami uang Rp 100 ribu itu sangat berharga, apalagi ada beberapa teman kami guru hanya untuk makan pun minjam, saya saksinya tapi tetap dikutip. Bagi saya itu bentuk penekanan, karena kami sudah mengatakan kami tidak mampu, tapi kenapa dipaksa suruh bayar. Kenapa saya bilang dipaksa, dipanggil satu persatu ke ruangan,”timpalnya.

Guru PNS dan Honorer Dimintai Keterangan 

Sejumlah guru-guru yang hadir di lingkungan SD Negeri 04 Bengkalis dalam menyambut kehadiran Korwil dan Korwas Kecamatan Bengkalis, terlihat banyak yang menutup diri. Seakan-akan merasa tertekan dan diintimidasi. Kehadiran Korwil dan Korwas hari itu, kondisi ruang-ruang kelas sudah dalam kondisi kosong.

Proses belajar mengajar sudah selesai, tepat pukul 12.00 WIB. Satu ruangan tempat guru-guru kumpul, jadi kondisi yang membuat tegang suasana. Tak seperti biasanya, guru-guru disana saling bergembira, tapi yang terlihat raut wajah penuh kekuatiran yang mendalam.

Dari kondisi ini, Flora salah seorang guru buka-bukaan dengan kondisi lingkungan SD Negeri 04 Bengkalis. Banyak teman-teman guru PNS lainnya merasa takut di intervensi dan intimidasi.

“Dari masalah ini, guru-guru disini banyak yang tertekan dan tidak nyaman lagi. Tuntutan kami disini hanya satu, tidak usah ibu itu memimpin disini lagi, karena kami pun kurang nyaman, kayak tertekan gitu, karena sikit-sikit, ngancam ke dinas, catat siapa-siapa yang tak bayar, saya laporkan ke korwil atau dinas, sikit-sikit ibu itu bawa dinas, saya tidak tahu hubungan ibu itu ke dinas pendidikan bagaimana,”tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Pengawas Zulkifli, Senin (5/9/2022) diwawancarai media ini terkait adanya pungutan dan gratifikasi terhadap kepala SD Negeri 04. Dalam kesempatan itu, Zulkifli mengatakan, jika sudah ketemu langsung dengan kepala sekolahnya terkait dengan apa yang disampaikan terjadinya pungutan liar (pungli).

“Setelah kami berdikusi, klarifikasi dari data yang ada, yang dinyatakan pungli, apa yang disampaikan berita diluar tadi, kami ingin menyampaikan bahwa untuk saat ini adalah hal yang bersifat sumbangan, terkait sumbangan dari salah satu sekolah, untuk pesta yang dilaksanakan,"katanya Zulkifli.

Menurutnya, inti dari permasalahannya tidak bersifat pungli, tapi sumbangan yang dimusyawarahkan kepala sekolah dengan guru-guru yang ada. 

“Intinya, dia (pungutan) tidak bersifat pungli, tapi sumbangan yang dimusyawarahkan kepala sekolah dengan guru-guru yang ada,”ujarnya lagi.

Disinggung mengenai adanya bukti tertulis yang menuliskan nominal angka pungutan besaran Rp 100 ribu dan Rp 20 ribu, untuk pembelian perhiasan emas (kado hadiah) pernikahan Anggota DPRD Bengkalis, yang tidak lain adalah anak dari Bupati Bengkalis, Korwas Kecamatan Bengkalis menjelaskan dari awal sumbangan ini bentuk dari kesepakatan.

“Dari awal, semacam ada kesepakatan sumbangan ini dijumlahkan tertera dalam berita, mereka melakukan klarifikasi bahwa sumbangan ini menjadi seiklasnya saja, disitu ada pergantian tiga pemungut dari dana ini, jadi pertama sudah mengklarifikasikan, sumbangan bukan seperti itu, kedua disepakati seiklasnya,”ungkapnya turut didampingi Korwil Afandi.

Dikatakannya,  nantinya Korwil akan membawa masalah ini ke dinas pendidikan, sekaligus akan menyelesaikan permasalahannya dan mengundang teman wartawan (media).

“Masalah ini akan dibawa ke Dinas Pendidikan, nantinya media bisa bersama-sama berdialog, untuk menyelesaikan permasalahan ini. Apa yang menjadi kebijakan kepala dinas bisa didengarkan langsung,”tutupnya.(ra)

Berita Lainnya

Index