Buntut Belasan Hektar Pohon Mangrove Di Babat

Kawasan Mangrove Di Babat, Camat Bengkalis Konfirmasi Langsung ke Kades Penebal

Kawasan Mangrove Di Babat, Camat Bengkalis Konfirmasi Langsung ke Kades Penebal
Taufik Hidayat, S.STP, MPA.(sukardi)

BENGKALIS,RIAUREVIEW.COM—Camat Bengkalis Taufik Hidayat turut menyikapi permasalahan pembabatan hutan mangrove di Desa Penebal, Kecamatan Bengkalis. Melalui informasi yang diterimnya, ia  telah menyurati pemerintah desa setempat, Jumat (14/7/2023).

Menurut Taufik, setelah melalui komunikasi dengan kepala desa, diakuinya lahan itu tidak termasuk dalam kawasan atau zona hijau.

"Sudah kita surati, tapi dikarenakan usia kades sudah tua, sulit berkomunikasi dengannya. Justru dia mengaku lahan yang dibabat tidak masuk dalam zona kawasan,"ujar Taufik Hidayat.

Ia mengatakan, beberapa kali juga seluruh desa telah diingatkan, agar tidak melakukan pembabatan di wilayah kawasan hutan atau zona hijau. Hal ini disampaikan melalui sosialisasi dan pertemuan bersama Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Bengkalis.

Taufik mengutarakan, dia juga meminta agar status lahan yang digarap di desa Penebal dijelaskan, peruntukannya dan penerbitannya.

"Surat yang dikeluarkan atau diterbitkan seluas 7 hektar. Nah ini juga sudah kita minta jelaskan statusnya nantinya,"ujarnya lagi.

Mantan Camat Bandar Laksamana ini mengutarakan, untuk penggunaan lahan. Kades Penebal Muhammad Saimin juga mengatakan, digarap bukan untuk kolam atau tambak udang. Tapi, untuk lahan tanaman hijau.

"Menurut pengutaraan Kades, lahannya untuk tanaman hijau, suratnya tahun berapa kita belum melihat, nanti saya tanyakan kembali, kades juga mengatakan, jika pihak BPN Bengkalis sudah mengukur dan mengetahui status lahan yang digarap itu, "tutup Taufik Hidayat.

Seperti diberitakan sebelumnya, lahan di Dusun Simpang Mahdi, Jalan Pusara, Desa Penebal, terdapat hutan bakau atau mangrove.

Lahan itu kini kondisinya sudah rata, hanya menyisakan bekas jejak alat berat, sebagai alat untuk membabat kayu dan hutan-hutan mangrove, yang lokasinya tidak jauh dari bibir pantai.

Dugaan lahan itu akan dijadikan  kolam tambak Udang Vaname, media ini mencoba mengecek keberadaan lahan. Memasuki areal yang digarap, berjarak sekitar 3 kilometer dari ruas Jalan Lingkar Bengkalis.

Tampak dari dekat, kondisi lahan sudah rata. Ratusan batang mangrove, yang awalnya asri, kini sudah porak poranda, menyisakan ranting-ranting kecil. Tidak ada lagi kicauan burung terdengar disekitar lokasi, tidak terdengar lagi erangan monyet liar. Yang terdengar hanya patahan ranting dan suara mesin pompong nelayan.

Menurut sumber yang minta namanya dirahasiakan. Lahan seluas 12 hektar tersebut sudah dibeli oleh salah seorang pengusaha Bengkalis. Rencananaya, lahan itu akan dijadikan kolam tambak Udang Vaname, yang saat ini lagi menggeliat di negeri junjungan Bengkalis.

“Lahan itu rencananya mau digarap untuk pembuatan kolam tambak Udang Vaname lagi. Lahannya 12 hektar dan disana diterbitkan surat atas kepemilihan warga desa. Dan menjualnya kepada pengusaha. Tapi saya tidak tahu siapa pembelinya,”kata sumber tersebut ditemui media ini.(ra)
 

Berita Lainnya

Index