Pembuatan Pupuk Lindi Di Sekolah Al Ittihad Pekanbaru

Pembuatan Pupuk Lindi Di Sekolah Al Ittihad Pekanbaru

RIAUREVIEW.COM --Saat ini, persoalan sampah sudah menjadi isu yang sangat serius yang harus diatasi oleh pemerintah maupun masyarakat, terutama dalam menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan. Sampah ini dihasilkan dari berbagai aktivitas, seperti di rumah, sekolah, kantor, pasar, terminal, pelabuhan, jalan dan tempat lainnya. Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti sayur mayur, pasar buah atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (96%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani (Ansyori et al., 2021). Pada saat ini hamper semua teknik pengelolaan sampah organik belum dilakukan dengan baik dan masih banyak masyarakat yang membuangnya ke lahan kosong, salurah air, atau dibakar. Padahal, sampah organik jika bisa dikelola dengan baik dapat sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi (A R Tolangara, Sundari, Suparman, 2020). 

Telah menjadi kesepakatan semua masyarakat Indonesia maupun Internasional tentang pentingnya menjaga kelestarian bumi dari kerusakan guna kelangsungan hidup manusia (Keraf, S, 2014). Salah satu penyumbang timbulan sampah tersebut adalah sekolah. Dimana sekolah sudah mulai aktif menjalankan proses belajar mengajar setelah melewati pandemic covid 19. Salah satu sekolah adiwiyata di Pekanbaru yang peduli mengenai sampah dan pengolahannya dalah sekolah Al Ittihad, yang terletak di Komplek Masjid Al-Ittihad Kel. Lembah Damai, Kec. Rumbai Pesisir. Sekolah Al-Ittihat adalah salah satu sekolah unggulan yang ada di Pekanbaru. Sehingga, sekolah sangat memperhatikan lingkungannya. Tercermin dari keseriusan sekolah dalam mengelola sampah melalui bank sampah. Sekolah ini sudah memiliki bank sampah sendiri di bawah binaan bank sampah induk Universitas Lancang Kuning yang terdapat di Pekanbaru.

Pengabdian ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2023. Pengabdian ini dilaksanakan di Sekolah Al Ittihad Pekanbaru. Peserta pelatihan sebanyak 17orang siswa SMA, pengabdian ini berjalan dengan lancar dan seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Dalam kegiatan pengabdian ini, peserta diberikan kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Hasil kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai pembuatan pupuk yang cukup signifikan. Pihak sekolah juga sangat mendukung kegiatan pengabdian ini, sehingga dengan dukungan seluruh pihak menjadikan pengabdian berjalan dengan baik dan sukses. Pihak sekolah juga meminta agar pengabdians eperti ini tetap dilakukan, karena kegiatan ini dapat menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa.*

 

Berita Lainnya

Index